- VIVA/Yandi Deslatama
VIVA – Partai Berkarya percaya diri akan bisa memunculkan sosok "Soeharto Baru". Dia tak lain Tommy Soeharto, putra bungsu mendiang Presiden RI kedua itu, yang pernah 32 tahun berkuasa di zaman Orde Baru (orba).
"Tommy Soeharto sebagai pimpinan nasional. Itu urusan kami dan bukan hari-hari ini kami umumkan. Kapan kami umumkan? Tidak akan saya jawab," kata Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, usai menghadiri konsolidasi Partai Berkarya di Provinsi Banten, Selasa 17 April 2018.
Cara memperkenalkan Tommy yang bernama lengkap Hutomo Mandala Putra itu, lanjut Priyo, juga dengan mengenalkan Partai Berkarya dan mendekati masyarakat dari berbagai kalangan.
Salah satu strateginya yaitu dengan menggandeng kyai, ulama, jawara hingga pedagang asongan untuk bisa membantu mereka mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Priyo mengatakan, hal itu akan dilakukan tanpa
mahar oleh partai nomor urut tujuh tersebut.
"Baik ulama, jawara, pedagang asongan bisa mencalonkan diri dari Partai Berkarya. Kita tidak ada mahar sepeser pun tapi para caleg harus sadar diri, mempersiapkan logistiknya sendiri," kata mantan Politikus Golkar ini.
Priyo, yang juga mantan Wakil Ketua DPR, mengungkapkan Partai Berkarya ingin kadernya nanti kritis di Parlemen. Pasalnya, dia saat ini merasa prihatin karena DPR dicap tidak lagi kritis terhadap pemerintah. Dia kemudian memberi contoh kasus Amien Rais. Priyo menyayangkan sosok Amien Rais yang dicibir karena menggaungkan istilah "Partai Allah" dan "Partai Setan".
"Terompet mengkritik pemerintah sekarang sudah tidak terlihat lagi. Jangan sampai kritik sedikit dibungkam. Saya tidak punya kepentingan membela Amien Rais, karena (dia) bukan kader Berkarya," ujarnya. (ren)