Yenny Wahid: Pelengseran Gus Dur Jelas Rekayasa Politik Semua

Yenny Wahid
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Putri kedua mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid angkat bicara mengenai buku berjudul 'Menjerat Gus Dur' yang ditulis oleh Virdika Rizky Utama. Buku tersebut berisikan tentang pelengseran Gus Dur, saat menjabat Presiden RI ke-4 yang dilakukan oleh elite politik.

DPR Minta Kasus TPPU Panji Gumilang Segera Diusut Tuntas

Meskipun belum membaca buku tersebut, Yenny menyebut pelengseran ayahnya sebagai Presiden memang betul terjadi. Gus Dur, disebut Yenny lengser, karena rekayasa politik bernama Bruneigate dan Buloggate yang hingga saat ini tak bisa dibuktikan.

“Saya belum baca. Pelengseran Gus Dur itu sudah jelas rekayasa politik semua. Proses politiknya terburu-buru. Prosedurnya amburadul semua. Yang penting Gus Dur lengser, tujuannya kan itu,” ujar Yenny, disela launching Peace Village di Sleman, Senin 6 Januari 2020.

Miris! Angka Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Padahal Sudah Keluar Puluhan Triliun

Yenny menyebut Gus Dur dikudeta oleh parlemen yang didukung oleh kekuatan politik tertentu. Direktur Wahid Institut ini menuding, pelengseran terhadap Gus Dur merupakan langkah inkontitusional.

Putri kedua Gus Dur ini mengatakan, ayahnya dilengserkan karena tak mau berkongkalikong dengan oligarki politik yang tak berpihak pada rakyat. Gus Dur, sambung Yenny, tak mau berpihak pada kelompok oligarki tersebut. 

Pengamat: Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Berani

Menurut dia, Gus Dur memilih untuk menyejahterakan rakyat Indonesia dibanding berkongsi dengan oligarki politik.

“Gus Dur kan maunya membuat terobosan-terobosan yang memang untuk kepentingan masyarakat. Gus Dur tidak bisa diajak kong kalikong. Ya sudah, akhirnya dilengserkan saja,” ungkap Yenny.

Yenny yang saat itu menjabat Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik mengungkapkan salah satu klik politik yang menyebabkan Gus Dur dilengserkan, karena keinginannya mengganti Kapolri saat itu.

DPR bilang, kalau mau ganti Kapolri harus dari persetujuan kami. Gus Dur bilang, ‘Saya maunya ini kok’, Gus Dur dimakzulkan, gara-gara tidak berkonsultasi dengan MPR dan DPR soal penggantian Kapolri. Itu diberikan peringatan ketiga. Sidang istimewa dilakukan gara-gara itu," ucap Yenny.

Yenny menambahkan, paska pelengseran tersebut, sejumlah elite politik yang terlibat sempat menemui Gus Dur. Para elite itu datang dan meminta maaf kepada Gus Dur.

“Sebagian tokoh itu ada yang sebelum Gus Dur meninggal, datang ke Gus Dur meminta maaf secara pribadi dan dimaafkan oleh Gus Dur. Ada yang menyesal langsung," ujar Yenny. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya