Wacana Ataturk Jadi Jalan Tuai Penolakan, Musni Umar Ungkit Sejarahnya

Mustafa Kemal Ataturk
Sumber :
  • atasc.org

VIVA – Sosiolog Musni Umar, angkat bicara mengenai penolakan penamaan jalan di Ibu Kota dengan nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Ataturk adalah seorang perwira militer Turki yang memimpin revolusi di negara tersebut.

Viral Imam Masjid di Turki Ajak Main Anak-anak di Masjid, Warganet: di Indo Mah Boro-boro

Namun, menurut Musni, Ataturk sangat pro ke barat dan anti Islam. Maka itu, tak heran banyak umat Islam di Tanah Air menolak salah satu jalan di Ibu Kota diberi nama Mustafa Kemal Ataturk.

"Kemal Ataturk ini adalah pro barat sebetulnya dan juga anti Islam dan sangat sekuler. Inilah yang membuat hampir 100 tahun Turki berada di dalam genggaman rezim Kemal Ataturk di mana-mana berbagai tempat tidak hanya di gedung-gedung pemerintahan bahkan di restoran sendiri," kata Musni dikutip dari akun Youtube-nya, Senin, 18 Oktober 2021.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Menurut Musni, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya Muslim. Pun, dengan dasar negara pancasila yakni sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa.

Sosiolog Musni Umar

Photo :
  • Twitter @musniumar
4 Ban Mobil Toyota Avanza Hilang Dicuri Saat Parkir
 

Maka itu, di Indonesia tidak bisa menerima adanya pemimpin yang memiliki pemikiran anti Islam seperti Kemal Ataturk.

"Tidak bisa menerima adanya pemimpin yang anti Islam, pemimpin yang mengasingkan Islam. Dan, itu yang dilakukan oleh Kemal Ataturk ketika dia memegang kekuasaan kemudian menyingkirkan khalifah terakhir dari kekaisaran Ottoman dan mengusir mereka," jelas Musni

Menurutnya, apa yang dilakukan Ataturk sangat menyakitkan umat Islam. Musni menyebut, selama berpuluh-puluh tahun rezim Ataturk berkuasa, mereka betul-betul menyingkirkan dan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya.

"Kemal Ataturk ini berprinsip bahwa tidak akan ada kemajuan kalau bersama dengan Islam karena itu dia melepaskan Islam dari Turki," ujar Musni

Dia menyebutkan juga, pada saat Kemal Ataturk berkuasa, Azan tidak diperbolehkan menggunakan bahasa Arab. Bahkan perempuan dilarang untuk memakai hijab.

"Bayangkan saja untuk azan tidak boleh menggunakan lafaz Arab bahkan tulisan Arab itu dihilangkan. Hijab tidak boleh dipakai dan itulah yang sampai sekarang masih ada bekas-bekasnya," ujarnya

Musni menambahkan, sosok Ataturk sebagai musuh umat Islam karena mengembangkan sekularisme dan pro terhadap barat.

"Faktanya ketika beliau memegang kekuasaan dan rezim-rezim silih berganti di Turki juga tidak membawa negara itu maju," ujarnya.

Sebelumnya, penolakan juga disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas terkait wacana tokoh Turki Mustafa Kemal Ataturk menjadi salah satu jalan di DKI Jakarta. Alasan Anwar menyampaikan penolakan tersebut karena umat Islam bisa tersakiti.

Dia menyebut Ataturk adalah tokoh yang mengacak-acak ajaran Islam. Kata dia, banyak perbuatan Ataturk yang bertentangan dengan ajaran Alquran.

"Kalau pemerintah Indonesia akan tetap menghormatinya dengan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu jalan di Ibu Kota Jakarta, hal demikian jelas akan sangat-sangat menyakiti hati umat Islam," ujar Anwar, dalam keterangannya, Minggu, 17 Oktober 2021.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya