Ganjar ke Istana Negara Ngaku Tak Bertemu 4 Mata dengan Jokowi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 13 Juni 2023. Namun, Ganjar yang merupakan bakal calon Presiden 2024 dari PDI Perjuangan ini mengaku tidak berbicara empat mata dengan Jokowi.

Besok, PDIP Sumut Gelar Fit and Proper Test Terhadap 25 Bakal Calon Kepala Daerah

“Banyak mata tadi,” kata Ganjar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Ganjar mengatakan sempat bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Bahkan, Ganjar sempat meledeki Sandi yang dikabarkan baru gabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kenang William Soeryadjaya, Jokowi: Kita Patut Belajar dari Perjuangan Sang Perintis Grup Astra

“Ketemu (Sandi). Saya ledekin, besok pake baju ijo ya,” ujarnya.

Ganjar mengatakan pertemuan itu tak membahas isu politik. Dia juga membantah soal isu kontrak politik dengan PDIP sebagaimana tudingan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando.

SYL Klaim Berkontribusi Pendapatan Negara Rp2.400 Triliun tapi Nama Baiknya Hancur

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menilai Presiden periode 2024-2029 nanti harus memiliki keberanian untuk memimpin Republik Indonesia. Menurut dia, keberanian seperti itu terlihat ada pada sosok Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang dicalonkan sebagai calon presiden oleh PDI Perjuangan dan PPP.

“Pemimpin ke depan seperti Ganjar Pranowo, memang nyali itu nomor 1, berani nomor 1 dan saya lihat Pak Ganjar punya,” kata Jokowi saat hadiri rapat kerja nasional (rakernas) III PDI Perjuangan di Lenteng Agung pada Selasa, 6 Juni 2023.

Disamping itu, Jokowi juga angkat bicara soal cawe-cawe dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Menurut dia, kepala negara punya beban moral untuk menjaga keamanan saat pelaksanaan pemilu.

“Sudah saya sampaikan bahwa saya cawe-cawe tuh, menjadi kewajiban moral, menjadi tanggungjawab moral saya sebagai presiden di masa transisi 2024,” ujarnya.

Menurut dia, negara harus memastikan proses pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan aman, tentram dan kondusif. Sehingga, Jokowi tidak boleh diam sebagai Kepala Negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Harus menjaga agar pilpres itu bisa berjalan dengan baik tanpa ada riak-riak yang membahayakan negara dan bangsa. Masa riak-riak yang bahayakan bangsa dan negara, saya diem? Enggak lah,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya