Mantan Anggota Tim 8 Ungkap Demokrat Punya Trauma di Tahun 2018, Seperti Layangan Putus

Kader Demokrat di Pasuruan Jatim Hapus Foto Anies Baswedan di Baliho
Sumber :
  • VIVA/ Uki Rama

Jakarta – Mantan Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Iftitah Sulaiman mengatakan bahwa Partai Demokrat punya rasa trauma pada Pilpres lima tahun lalu. Saat itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono  (AHY) gagal diusung oleh Prabowo Subianto menjadi pasangannya.

Anies soal Tawaran Bikin Partai Perubahan: Itu Kreativitas Orang di Medsos

Menurut Iftitah, hal itu kembali terjadi saat ini, dimana AHY pun gagal dijadikan bakal cawapres Anies Baswedan yang lebih memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Dia menyebutkan hal itu bagaikan layangan putus.

"Nah Partai Demokrat itu sejak lima tahun yang lalu, 2018 itu punya trauma. Jadi pada saat di ujung-ujung kemudian tidak diputuskan secara sepihak kemudian kayak layangan putus gitu," ujar Iftitah kepada wartawan di Cikeas Bogor, Jawa Barat, Jumat 1 September 2023.

Khofifah Belum Komunikasi dengan PKB, Cak Imin Bilang Banyak Stok Kader

Dia menjelaskan bahwa sejatinya peristiwa tahun 2018 tidak kembali terjadi. Pasalnya, Demokrat dan AHY itu akan melakukan deklarasi jika capres dan cawapresnya resmi sudah ditentukan.

Spanduk Anies dicopot Partai Demokrat.

Photo :
  • Yandi D/VIVA.
PKB: Banyak yang Bilang Pertemuan Cak Imin dengan Prabowo Ibarat CLBK

"Nah kita tidak mau itu terjadi (kejadian 2018). Jadi bagi kita sebetulnya dari sejak awal, itu ingin deklarasi itu ketika udah jelas siapa pasangannya," kata dia.

"Oleh karena itu, tapi kalau misalkan pada saat itu belum ada cawapresnya kan nggak akan ketemu-ketemu karena itu adanya piagam koalisi," ujarnya menambahkan.

Lebih jauh, kata Iftitah, kala itu Anies Baswedan tidak ingin hadir ke Nasdem Tower. Tetapi, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh memanggilnya untuk hadir. Pada Selasa 29 Agustus 2023 malam, disitu terjadi deal-dealan bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi sosok pendamping Anies di Pilpres 2024 nanti.

"Ketika bertemu dengan Surya Paloh, Pak Paloh menyodorkan sebuah kesepakatan, yang bunyinya adalah kira-kira ada dukungan bagi paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," ujar Iftitah.

Menurut Iftitah, salah satu anggota Tim 8 KPP Dadang Dirgantara menyebutkan bahwa saat pertemuan dengan Surya Paloh, disitu Anies ditanya terkait menerima atau tidak jika dipasangkan dengan Cak Imin.

"Apakah diterima atau tidak? Nah bagi saya, ini pendapat subjektif pribadi ya. Ini adalah ujian kepemimpinan Pak Anies. Dalam waktu yang split second lah begitu beliau harus mengambil sikap. Apakah menerima atau menolak," ujarnya.

Kendati demikian, Iftitah menjelaskan bahwa sangat menyayangkan jika Anies Baswedan menerima permintaan itu. Pasalnya, koalisi Partai Demokrat, PKS dan Partai Nasdem itu sudah lama menjadi koalisi pengusung Anies maju di Pilpres 2024.

"Yang sebetulnya disayangkan oleh rekan-rekan dari Partai Demokrat, kan koalisi yang ada saja sudah cukup untuk mengusung beliau. Jadi bisa saja beliau mengatakan untuk menerima ini, sebelum saya membicarakannya dengan koalisi yang sudah hampir satu tahun ini bersama kita," ujarnya..

Diketahui, saat ini Anies Baswedan menggaet Cak Imin menjadi bacawapres di Pilpres 2024 nanti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya