Mahfud MD Kemungkinan Jadi Cawapres Ganjar, Prabowo Disarankan Pilih Yusril

Pertemuan Prabowo Subianto dengan Yusril Ihza Mahendra
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo Subianto saat ini belum juga memiiki figur bakal cawapres yang dideklarasikan. Dari internal koalisi, sejumlah nama bermunculan dijagokan jadi tandep Prabowo di 2024 seperti Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.

DKPP Terima Ratusan Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu sepanjang 2024

Pengamat Politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih, menganalisa soal penentuan figur cawapres jadi PR terbesar Prabowo. Ia mengatakan demikian karena muncul juga spekulasi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka jadi kandidat pendamping Prabowo. Tapi, menurut dia, Gibran terhambat karena statusnya kader PDIP dan belum cukup umur yang mesti menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Lalu, ada juga nama putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. Menurut Al Fatih, sebaiknya Prabowo tak memilih bacawapres dari non parpol untuk menghindari munculnya gesekan antara parpol pengusung maupun pendukung di koalisi.

Ganjar Nyatakan Jadi Oposisi, Ganjarist: Ini Menunjukkan Beliau Tidak Mencla-mencle

Bagi dia, figur cawapres penting bukan hanya mendongkrak elektabilitas tapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas jika terpilih memimpin RI. Ia bilang, posisi Wapres bukan sekadar "ban serep". Namun, tokoh yang bisa bekerja bantu dalam menata kehidupan bernegara.

"Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari  parpol non parlemen yang bisa menjadi jalan tengah yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat," ujar Al Fatih, Selasa malam, 19 September 2023.

Oposisi Diperlukan agar Ada yang Mengingatkan kalau Ada Penyimpangan, Menurut Pakar BRIN

Pertemuan Prabowo Subianto dengan Yusril Ihza Mahendra

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Menurut dia, figur bacawapres jalan tengah itu ada di dalam posisi Ketua Umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra. Ia bilang ada beberapa alasan Yusril sebagai jalan tengah.

Pertama, dia menyebut Yusril sebagai figur negarawan dan intelektual. Yusril juga politisi kawakan yang pernah tiga kali jabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda.

Menurut dia, kedudukan Yusril di partainya memang unik dalam sejarah kepartaian di Indonesia. Ia menyebut Yusril punya kemiripan dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama RI.

"Kedua-duanya sama-sama cerdas dan intelektual. Sjahrir adalah Ketua Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan Yusril adalah Ketua Partai Bulan Bintang (PBB)," ujar Al Fatih.

"Kapasitas dan kemampuan pribadi kedua tokoh ini jauh lebih besar dibandingkan partai yang dipimpinnya," jelasnya.

Pun, alasan kedua karena Yusril adalah sosok mewakili daerah-daerah luar Jawa. Dia bilang sosok Yusrul merupakan Melayu campuran Minangkabau tapi lahir dan dibesarkan di Belitung.

Bagi dia, hal itu penting sebagai simbol perekat persatuan dan kesatuan bangsa RI yang majemuk. Menurut dia, Prabowo meski punyai ibu asal Manado, tapi secara kultural lebih dianggap Jawa. "Kombinasi Prabowo-Yusril ibarat dwi-tunggal Soekarno-Hatta," ujarnya.

Selanjutnya, alasan ketiga yaitu Yusril merupakan sosok politisi Islam moderat yang diterima oleh semua golongan, modernis maupun tradisionalis. Dia menyampaikan pandangan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang mengatakan kakek Yusril adalah ulama NU kultural, ayahnya Masyumi.

Dengan latar belakang itu, Yusril disebutnya akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU. Maka itu, menurut dia, tak heran jika Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari.

"Yusril juga sangat dekat dengan KH Said Agil Siradj. Posisi Yusril yang dekat dengan tokoh dan kiai NU bisa mengimbangi posisi Cak Imin dan juga mengimbangi Erick Tohir yang belakangan dengan berbagai cara coba dekati kalangan NU," jelas Al Fatih.

Kemudian, faktor keempat yaitu Prabowo sudah mengenal Yusril sejak lebih dari 40 tahun lalu. Yusril disebutnya termasuk orang kepercayaan Presiden Soeharto.  Kata dia, figur Yusril bantu Presiden Kedua RI itu sampai akhir hayatnya tanpa cacat sedikit pun.

"Dengan demikian, secara pribadi, nilai lebih ini tidak dimiliki oleh calon lain yang disebut-sebut sebagai bacawapres Prabowo," ungkap Al-Fatih.

Selanjutnya, alasan kelima, Yusril merupakan tokoh dengan pengalaman internasional. Dia terlibat dalam penyusunan berbagai konvensi PBB sebagai instrumen hukum internasional.

Yusril pernah beberapa kali memimpin delegasi Indonesia dalam sidang Dewan HAM PBB di Jenewa. Dia pernah pula menjadi Ketua Panitia Penyelenggara KTT Asia Afrika II (2004) dan Konfrensi Internasional Tsunami (2005). Menurut dia, dengan menunjuk Yusril sebagai bacawapres, maka posisi Menteri Koordinator (Menko) bisa dibagi rata kepada Golkar, PAN, dan Demokrat.

Dia menyebut sikap Yusril yang selama ini dikenal moderat dan kompromistis akan lebih memudahkan kompromi dalam mengatur posisi menteri-menteri.

"Jika analisis saya di atas bisa diterima, maka saya yakin ia akan jadi pukulan telak untuk pasangan PDIP yang mungkin akan mengusung Mahfud MD," ujar Al Fatih.

Ia bilang jika Yusril dan Mahfud maju jadi calon kontestasi, maka akan ada pertarungan dua profesor hukum terkemuka di negeri ini dalam pertarungan Pilpres 2024.

"Tetapi jika Prabowo tidak memilih Yusril Ihza Mahendra sementara jika PDIP memilih Mahfud MD, maka ini akan jadi kelemahan paslon Koalisi Indonesia Maju," tuturnya.

Pun, ia menambahkan posisi Anies Baswedan yang dikesankan sebagai intelektual Islam, juga bisa diimbangi dengan sosok Yusril. Selain mumpuni dalam ilmu hukum, Yusril mempunyai pendidikan S3 Ilmu Politik dan Filsafat Islam.

"Saya berpendapat Yusril bisa menjadi bacawapres jalan tengah dari Koalisi IM pimpinan Prabowo," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya