Isu Gibran Cawapres Menguat, Jokowi Dinilai Ingin Bangun Dinasti Politik dengan Instan

Ahli hukum tata negara Bivitri Susanti usai diskusi di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti

Jakarta – Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti menilai jika Gibran menjadi cawapres Prabowo, hal tersebut merupakan cara instan dan sangat memanfaatkan waktu ketika Jokowi menjabat

Resmikan Bendungan Ameroro, Jokowi Sebut Bisa Cegah Krisis Air hingga Genjot Pariwisata

"Kalau dalam konteks keluarga Jokowi itu caranya itu yang terlalu instan, yang betul-betul memanfaatkan Jokowi yang masih menjabat," kata Bivitri yang dikutip, Kamis 19 Oktober 2023.

Ketua MK Anwar Usman dan Gibran Rakabuming Raka

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Istimewa
Jokowi Bakal Turun Tangan Benahi Bea Cukai yang Banyak Masalah

Selain itu, Bivitri juga merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperbolehkan orang yang berpengalaman menjadi kepala daerah maju sebagai capres dan cawapres meski belum berusia 40 tahun.

Putusan ini diisukan menjadi karpet merah bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Jokowi dinilai telah membangun dinasti Politiknya dengan begitu instan

Terpopuler: Sarwendah Ancam Netizen sampai Jokowi Hadir ke Nikahan Rizky Febian

"Kalau menurut saya iya (bangun dinasti politik), karena dia masih menjabat nih," tutur Bivitri.

Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Rapimnas Partai Demokrat

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Dia menjelaskan berbeda bila terkait dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Bedanya adalah mereka semua itu membangun karir politiknya terlebih dahulu. AHY sekarang enggak jadi cawapres kan," ucap Bivitri.

Demikian pula Megawati, kata dia, bukan dinasti politik karena Soekarno atau Bung Karno sudah meninggal.

"Kalau Megawati sama Soekarno? Iya Soekarno ya sudah meninggal dunia kok, baru dia jadi oposisi dulu kan Megawati (27 Juli) baru dia jadi ketua. Jadi bahwa ada nama belakangnya Soekarno tapi kan ada yang ditapaki," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya