Bertemu Tuan Guru Batak di Simalangun, Anies: Contoh Toleransi yang Harus Dijaga
- Istimewa/BS Putra
Medan - Bakal capres Anies Baswedan melanjutkan safari politik ke Sumatera Utara pada Jumat, 3 November 2023. Agenda hari kedua Anies di Sumut itu berkunjung ke Pondok Persulukan Serambi Babussalam pimpinan Tuan Guru Batak di Nagori Jawa Tongah, Hatonduhan, Kabupaten Simalungun.
Ribuan orang sudah berkumpul memadati Pondok Persulukan Serambi Babussalam. Anies yang hadir bersama istrinya, Fery Farhati disambut langsung oleh Tuan Guru Batak Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk. Selain itu, ada elite Partai NasDem, PKS, PKB dan barisan relawan pendukung.
Bacapres Anies Baswedan disambut ribuan orang di Bandara Kualanamu, Deli Serdang
- VIVA/BS Putra
Anies dalam kesempatan itu memuji lokasi Pondok Persulukan Serambi Babussalam yang diapit dua gereja, yaitu HKBP Jawa Tongah dan GKPI Jawa Tongah. Eks Gubernur DKI itu mengaku kagum dengan toleransi beragama di daerah tersebut.
"Sungguh sebuah kebanggaan. Ini kali pertama kami menginjakkan kaki ke Simalungun, tetapi mudah-mudahan ini, bukan kali terakhir kami berada di tempat ini," kata Anies.
Pun, dia menuturkan ada keinginan dirinya kembali di Kabupaten Simalungun di kemudian hari nanti. Alasan Anies karena ada keindahan dan keharmonisan terjadi di tengah masyarakat.
"Ini perjumpaan awal yang mudah-mudahan bisa berkelanjutan," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan dirinya bersama istri merasa dihormati oleh masyarakat Simalungun. Sebab, ia menerima ulos Simalungun.
Anies mengaku akan membawah ulos Kerajaan Simalungun ke Jakarta sebagai kenang-kenangan. Dia menyebut lokasi yang didatanginya tumbuh subur kebersamaan.
"Dan, jadi contoh toleransi di Indonesia yang harus dijaga sambil berikhtiar untuk perubahan yang lebih baik," sebut Anies.
Kemudian, dia menuturkan bahwa Tuan Guru Batak juga menitipkan sorban dari Tuan Guru Batak Syekh Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk.
Sekolah Jangan Paksa Siswa Ikut Acara Perpisahan
"Mewajibkan itu, tidak boleh. Jangan samakan semua kondisi ekonomi orang tua siswa itu. Apa lagi, siswa itu termasuk orang tidak mampu," jelas Haris.
