Politisi Demokrat Soroti Banyaknya WNI Belum Terima Surat Suara Pemilu di Hong Kong

Politikus Partai Demokrat Syahrial Nasution.
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta – Partai Demokrat, mengerahkan kadernya untuk meraup suara bukan hanya di Tanah Air, tetapi juga hinhba ke luar negeri. Setelah beberapa waktu lalu menyasar negeri jiran Malaysia, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution merangsek ke Hongkong untuk memenangkan Pemilu 2024.

Uber Cup 2024: Indonesia Gilas Hong Kong 5-0 di Laga Perdana

Dalam kunjungannya di Hong Kong, Syahrial menemui dan menyapa ratusan PMI di Yuen Long, daerah pinggiran Hongkong. Pada kesempatan ini, banyak aspirasi yang dititipkan pekerja Migran ke Partai Demokrat. 

Ilustrasi Pemilu.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Buka Keunggulan Indonesia Atas Hong Kong, Begini Kata Gregoria Mariska

Banyak WNI yang meminta Demokrat untuk ikut mengawasi pelaksanaan Pemilu 2024. Menurut Syahrial, banyak WNI belum menerima surat suara melalui Pos. 

Sementara batas waktu pencoblosan hanya sampai 11 Februari 2024 untuk Hongkong. Sedangkan TPS yang dibuka di KJRI Hongkong pada 13 Februari 2024 kuotanya hanya untuk 2.000 orang.

Dua WNI Batal Terbang ke Paris Akibat Boarding Pass dan Visa Tertukar, Kinerja Kedutaan Disorot

"Belum lagi sosialisasi cara mencoblos tidak merata. Banyak sekali ditemukan PMI yang belum memahami cara mencoblos kertas suara untuk kertas pemilihan legislatif," ujar Syahrial, dalan keterangannya, Senin 22 Januari 2024

Syahrial Nasution yang juga caleg DPR RI dapil DKI Jakarta 2 dimana Luar Negeri termasuk wilayahnya selain Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, telah menemui ribuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) bersama tim relawan Barisan Menang SN Hongkong. 

"Saya sempat menemui seorang ibu yang telantar menjadi gelandangan selama lima bulan di daerah Mong Kok dan kini tinggal di sebuah shelter (penampungan) di Causeway Bay Hongkong. Ibu asal Jawa Timur tersebut ditemukan sesama PMI dan atas jasa baik seorang dermawan Hongkong, beliau ditampung secara cuma-cuma dengan layak," papar Syahrial.

Ilustrasi pekerja migran Indonesia saat baru pulang dari luar negeri.

Photo :
  • ANTARA/Ismar Patrizki

Syahrial mengaku siap menanggung biaya pemulangan ibu Warsiti, PMI yang sudah habis masa kontraknya sejak enam bulan lalu itu. Karena kondisi mentalnya sangat terpukul akibat proses pemulangan ke Indonesia dipersulit. 

"Ibu Warsiti diminta kembali datang ke imigrasi di KJRI tanggal 9 Februari bulan depan. Semoga tidak bertele-tele. Karena saya siap menjamin biaya pemulangannya. Orang yang awalnya tidak bermasalah jadi bermasalah akibat overstay kan kasihan. Ini hanya satu dari ribuan kasus serupa yang banyak menimpa PMI kita," ujar Syahrial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya