Anis: Kalau Prabowo-Gibran Didoakan Menang, Bilang Aamiin ya Rabbal Alamin Jangan Diganti Qobul

Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta
Sumber :
  • Partai Gelora

Jakarta – Jangan alergi dengan kata "Aamiin ya rabbal alamin" ketika ada yang mendoakan Prabowo-Gibran menang satu putaran di Pilpres 2024, dan tidak perlu diganti dengan kata "qobul". Itu ditegaskan oleh Ketua Umum Partai Gelora Indonesia (Gelombang Rakyat), Anis Matta. Anis mengatakan, itu adalah bagian dari doa.

Tunggu Majelis Syuro, PKS Akan Tentukan Ikut Koalisi atau jadi Oposisi Lagi

Anis Matta menilai, yang mendoakan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, agar bisa menang di Pilpres 2024, justru lebih banyak dibandingkan pasangan calon (paslon) lain.

"Jadi kalau ada yang mendoakan beliau (Prabowo Subianto) untuk menang dalam pilpres, apalagi sampai menang satu putaran. Kita juga bilang aamin ya robbal alamin (kabulkan ya Tuhan, kabulkanlah), tidak perlu mengubahnya menjadi qobul," kata Anis Matta, dalam keterangan pers yang diterima, dikutip Senin 29 Januari 2024.

Hasto Klaim PDIP Bakal Move On dari Pilpres untuk Hadapi Pilkada 2024

Penegasan itu disampaikan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, itu dalam Dialog Keumatan di Ronatama Graha & Convention Hall, Depok, Jawa Barat pada Minggu 28 Januari 2024 kemarin.

Menurut Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 itu, persoalan kata-kata aamin tidak perlu diubah karena persoalan politik yang mengidentikkan dengan salah satu pasangan capres-cawapres. Menurutnya karena ini adalah ayat dan agama, tidak perlu dipermainkan hanya karena politik elektoral dalam pemilihan umum.

PKS soal Pertemuan dengan Prabowo: Sudah Dialog Tinggal Diatur Jadwal

"Kita milih pasangan Prabowo-Gibran itu dengan yakin, dan tidak bermain-main dalam hal hal seperti itu. Insya Allah kita teguh dengan pilihan kita, yakin bahwa pilihan kita yang tepat. Dan mudah-mudahan, karena tepat akan dimenangkan oleh Allah SWT," jelasnya.

Jelas dia, Prabowo akan melakukan pemberdayaan terhadap umat. Dari mereka yang tidak berdaya menjadi berdaya. Menjadikan setiap orang berpengetahuan dan mengubah orang lemah menjadi kuat. Itu, jelas dia, sejalan juga dengan apa yang dicita-citakan oleh Partai Gelora.

"Itulah yang menjadi cita-cita Partai Gelora, dan kenapa kita mendukung Pak Prabowo. Karena kita ingin mengubah Indonesia menjadi pemimpin dunia, menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru," katanya.

Butuh Stabilitas

Untuk mewujudkan cita-cita itu, Anis mengatakan kalau Indonesia butuh situasi yang stabil. Tidak ada pembelahan di masyarakat. Antara kelompok kanan dan nasionalis harus bersatu. Menurut dia, itu yang terlihat ketika rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo pasca pilpres pada 2019.

"Hal ini sudah terbukti. Kita berhasil melalui Covid-19 dan krisis yang lalu, dimana ekonomi Indonesia relatif stabil dengan menyatukan dua orang yang berseteru menjadi sekutu yang kuat," katanya.

"Ini yang dilihat sebagai persatuan dalam menghadapi krisis besar. Bersatu pun sebenarnya, belum tentu bisa menghadapi krisis, apalagi tidak bersatu. Karena itu, saya tidak bisa membayangkan, apabila kita sebagai bangsa masih terbelah, sementara ancaman disintegrasi bangsa dan krisis di depan mata," sambungnya.

Anis Matta menegaskan, bahwa semua agenda pasangan Prabowo-Gibran adalah memperjuangkan kepentingan umat Islam. Mulai dari pemberian gizi ibu hamil, makan siang gratis di sekolah, wajib belajar 16 tahun hingga kuliah gratis.

"Itu semua adalah sarana pemberdayaan bagi umat Islam. Dan Umat Islam akan mendapatkan keuntungan terbesar dari semua agenda yang diperjuangkan Pak Prabowo," tegasnya.

Anis peracaya kalau Prabowo bersungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan Islam. Buktinya, kata dia, sikap pantang menyerah dari mantan Danjen Kopassus itu dalam mengikuti suksesi pilpres.

"Kalau targetnya kursi biasanya sudah menyerah, apalagi sudah tua, orang akan berpikir begitu. Maknanya dia punya agenda dalam hidupnya yang ingin diperjuangkan. Pak Prabowo ini punya cita-cita besar," jelasnya.

Prabowo, lanjutnya, memiliki pemahaman tentang situasi geopolitik dunia sekarang yang berada dalam ancaman krisis besar. Situasi geopolitik sekarang berbahaya bagi bangsa dan negara, karena ada ancaman perang kawasan dan perang global.

"Sehingga kita tidak sedang mencari pemimpin yang sempurna, tetapi pemimpin yang tepat pada waktunya, tepat pada tempatnya dan tepat pada situasinya. Pak Prabowo adalah adalah orang yang paling tepat memimpin kita saat ini. Prabowo adalah man of the moment," pungkasnya.

Dialog Keumatan ini dihadiri kurang lebih 1.000an orang berasal tokoh alim ulama, kiai, ustad, ibu-ibu majelis taklim se-Kota Depok. Juga dihadiri pada pengurus, kader dan simpatisan, serta calon anggota legislatif DPR, DPRD Provinsi Jawa Barat, dan DPRD Kota Depok.

Mereka antara lain Dedi Miing Gumelar dan Ratu Ratna Damayani, caleg DPR Ri daerah pemilihan (dapil) Jabar VI (Kota Bekasi dan Kota Depok), serta Achmad Chudori, caleg DPRD Provinsi dapil Jabar VIII (Kota Bekasi dan Kota Depok).

Dialog Keumatan ini juga dihadiri Ketua Bappilu Partai Gerindra Jawa Barat Aries Marsudiyanto, perwakilan partai politik Koalisi Indonesia Maju, politisi senior Partai Gelora Deddy Mizwar, Ketua Bangter II DPN Partai Gelora dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya