Ketua DPR: Apa Susahnya Operasi Militer Gempur Abu Sayyaf?

Ketua DPR Ade Komarudin.
Sumber :

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia berkali-kali dipecundangi oleh Abu Sayyaf dan kelompoknya. Sudah cukup sering komplotan itu menculik warga Indonesia.

Penculikan pertama berakhir dengan negosiasi. Pemerintah dikabarkan memenuhi permintaan Abu Sayyaf dengan membayar sejumlah uang. Namun, setelah itu, aksi ternyata tidak berhenti. Total, empat kali mereka menculik warga Indonesia hanya dalam waktu sekitar tiga bulan.

Situasi tersebut membuat Ketua DPR Ade Komarudin cukup geram. Ia menilai tak seharusnya negara sebesar Indonesia didikte oleh gerombolan penjahat sekelas Abu Sayyaf.

"Kalau DPR selalu satu. Negara ini soal Abu Sayyaf saya selalu bilang apa sih susahnya? Masak kita dimain-mainin bandit satu itu? Kita pikir Abu Sayyaf itu teroris? Bukan. (Mereka) bandit, perompak," kata Ade saat berbincang dengan VIVA.co.id, belum lama ini.

Ade pun mengungkapkan alasan kenapa mereka hobi mengincar orang Indonesia.

"Karena dikasih hati, karena kita pernah kasih tebusan. Sekalian saja cari mangsanya orang Indonesia terus," katanya.

Oleh karena itu, lanjut politikus Partai Golkar itu, pemerintah harus tegas terkait permasalahan ini. Dia pun mencontohkan kesigapan aparatur negara di masa lalu dalam persoalan yang serupa.

"Saya ingatlah zaman Pak Benny (Benny Moerdani) dulu operasi Woyla, kita bisa. Ini kan soal diplomasi dan ketegasan kita, soal komunikasi dan wibawa kita. Makanya saya terus terang apa sih susahnya?" ujar dia.

Abu Sayyaf Ledakkan Bom di Filipina, 9 Orang Tewas

Ke depan, Ade pun setuju jika pemerintah melakukan operasi militer jika ada lagi WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf dan kelompoknya.

"Ya, apa pun pokoknya seluruh elemen di negeri ini harus dijaga. Enak aja mereka atur-atur kita. Dulu semua orang takut sama kita, berwibawa kita. Begitu dong. Kita harus punya harga diri juga," tegas Ade.

Dikenal Brutal, Tokoh Sentral Abu Sayyaf Serahkan Diri
Ilustrasi - Karyawan memeriksa kondisi suhu envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 buatan Sinovac saat tiba di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 20 Juni 2021.

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Sepanjang 2021, terjadi berbagai peristiwa yang menjadi perhatian, mulai dari lonjakan kasus COVID-19, tenggelamnya KRI Nanggala-402 hingga terkuaknya kasus asusila.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021