Balik Arah, Ekonomi China Tumbuh 3,2 Persen pada Kuartal II-2020

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi China.
Sumber :
  • TheRichest.com

VIVA – Ekonomi China tumbuh 3,2 persen pada kuartal II-2020. Capaian ini berbalik arah dibanding pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2020 yang turun tajam hingga minus 6,8 persen karena pandemi COVID-19.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Dikutip VIVA Bisnis dari BBC, angka tersebut lebih tinggi dari yang diprediksi para ahli dan mengarah ke pemulihan berbentuk 'V' yaitu, penurunan tajam diikuti oleh pemulihan cepat.

Ini juga berarti, China berhasil menghindari masuk ke dalam resesi teknis yang ditandai dengan dua periode pertumbuhan negatif berturut-turut.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Baca juga: BI Ungkap Angin Segar Ekonomi Nasional di Kuartal II-2020

Diketahui, penurunan tajam ekonomi China pada kuartal I-2020 yang minus 6,8 persen merupakan kontraksi terbesar sejak catatan Produk Domestik Bruto (PDB) di negeri Tirai Bambu itu dilakukan.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Pabrik-pabrik dan bisnis-bisnis negara itu tutup untuk sebagian besar pada periode itu, karena China memperkenalkan langkah-langkah tegas untuk mengekang penyebaran virus Corona.

Pemerintah pun telah meluncurkan sejumlah langkah untuk membantu meningkatkan perekonomian, termasuk keringanan pajak.

Langkah-langkah stimulus yang diumumkan oleh pihak berwenang disebut bekerja dengan semakin sibuknya pabrik pada kuartal II-2020. Itu terbukti dalam pertumbuhan data produksi industri.

Namun, masih ada satu sektor yang belum pulih secepat diharapkan, yakni penjualan ritel. Saat ekonomi pulih, ketegangan dengan Amerika Serikat juga masih meningkat, terutama di Hong Kong.

"Pengeluaran konsumen masih di bawah jalur pra-COVID-19, tetapi kesenjangan yang tersisa sebagian besar terkonsentrasi di beberapa sektor -perjalanan, makan, layanan rekreasi- di mana pemulihan cepat tidak mungkin terjadi," demikian catatan penelitian dari Deutsche Bank.

Pada Mei, China telah mengumumkan tidak akan menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk 2020 karena berurusan dengan dampak dari pandemi COVID-19.

Ini pertama kalinya China tidak memiliki target PDB sejak 1990 ketika pencatatan dimulai. Untuk enam bulan pertama tahun ini, ekonomi China turun 1,6 persen, menurut Biro Statistik Nasional setempat. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya