Logo ABC

Pakar: Bali Seharusnya Lockdown Ketat Bukan Malah Dibuka untuk Turis

Warga di Bali banyak yang tinggal di rumah yang berdiri sendiri sehingga penyebaran virus COVID-19 relatif lebih rendah dibandingkan Jakarta.
Warga di Bali banyak yang tinggal di rumah yang berdiri sendiri sehingga penyebaran virus COVID-19 relatif lebih rendah dibandingkan Jakarta.
Sumber :
  • abc

Arsitektur gaya Bali termasuk di beberapa hotel mewah, memiliki ruangan terbuka, bahkan kadang kamar mandi dan dapur berada di luar rumah utama.

"Di Bali tidak ada gedung apartemen," kata Profesor Mahardika.

"Di Jakarta banyak gedung di mana semua orang menggunakan lift yang sama, tetapi di Bali hal ini tidak terjadi."

Jakarta s city skyline at dusk Di Pulau Jawa, banyak warga tinggal di gedung-gedung tinggi, yang menjadi penyebab virus corona lebih cepat menyebar.

Reuters: Ajeng Dinar Ulfiana

Mahardika mengatakan penyebaran COVID-19 akan lebih tinggi di gedung yang tertutup dengan sistem ventilasi yang buruk dan menggunakan pendingin udara (AC).

Selain itu menurutnya hal lain yang membedakan Bali adalah tidak adanya tranportasi umum, seperti kereta atau bis-bis besar seperti di Jakarta, yang bisa menjadi lokasi penyebaran virus.

"Tidak ada seorang pun yang naik bemo seperti dulu lagi. Itu salah satu keuntungan kita di sini."

"Dan di Bali tingkat kepadatan penduduk adalah 700-800 orang per satu kilometer. Di Jakarta tentu lebih banyak lagi, lebih padat."

Kantor yang penuh pekerja jadi lokasi penyebaran

Berbeda dengan Bali, mereka yang tinggal di Jakarta harus melakukan perjalanan menggunakan kereta yang padat penumpang atau bis di mana "social distancing" hampir tidak mungkin dilakukan.

A very crowded train platform in Jakarta Social distancing lebih susah dilakukan di jaringan transportasi kereta yang kadang penuh sesak di Jakarta.