Erick Thohir: Farmasi RI Tak Hanya Jago Kandang

Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Dalam upaya menangani pandemi COVID-19 secara klinis, pemerintah kembali mengutus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ke Uni Emirat Arab pada Sabtu 22 Agustus 2020 kemarin.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Di sana, keduanya menyaksikan lagi penandatangan nota kesepahaman terkait penanganan COVID-19, antara dua BUMN yakni Kimia Farma dan Indofarma, dengan G42 yang merupakan perusahaan artificial intelligence yang bermarkas di Abu Dhabi, UEA.

Baca juga: Cak Nur Sempatkan Salat Zuhur Sebelum Meninggal Dunia karena COVID-19

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

"MoU ini ditekankan pada penerapan alat deteksi COVID-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas, serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerjasama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk pula riset dan distribusi," kata Erick dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu 23 Agustus 2020.

Selain di bidang kesehatan, Erick mengakui bahwa road show di UEA ini juga mencakup sejumlah kesepakatan. Di antaranya yakni di bidang pangan dan energi, yang juga menjadi prioritas RI dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi COVID-19.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Sementara dalam MoU dengan G42 itu sendiri, Kimia Farma dan Indofarma akan berbagi tugas. Kimia Farma akan fokus pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin COVID-19, serta cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.

Direncanakan, pada kuartal III-2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin COVID-19, yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA.

Sementara dengan Indofarma, kolaborasi dengan G42 akan ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser, untuk membantu tracking orang yang terpapar virus COVID-19.

"Ini menunjukkan bahwa transformasi pada industri farmasi dalam negeri, tidak membuat Indonesia menjadi jago kandang," ujar Erick.

Selain itu, lanjut Erick, kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri.

"Kerjasama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. Karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma, akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya