BPS Catat Inflasi 2020 Terendah Sepanjang Sejarah

Ilustrasi inflasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka inflasi Indonesia sepanjang 2020 atau selama merebaknya wabah COVID-19. Angka inflasi pada tahun tersebut tercatat sangat kecil bahkan disebut terendah dalam sejarah.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, angka inflasi sepanjang tahun tersebut hanya sebesar 1,68 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Terendah sejak BPS mencatat inflasi Indonesia.

"Ini inflasi 1,68, angka inflasi tahunan terendah sejak BPS merilis angka inflasi. Jadi ini memang terendah angkanya sejak BPS merilis angka inflasi kita," tutur dia, Senin, 4 Januari 2021.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Baca juga: Ini Fungsi Sea Glider, Benda Mirip Drone yang Ditemukan di Selayar

Sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada Oktober 2014, angka inflasi pada tahun ini juga menjadi yang terendah. Pada 2014, inflasi tercatat sangat tinggi mencapai 8,36 persen, 2019 menjadi 2,72 persen, dan 2020 sebesar 1,68 persen.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

"Inflasi year on year 2020, 1,68 persen ini kalau kita bandingkan sampai 2014 ini menunjukkan inflasi yang rendah," tutur Setianto.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada 2020 dikatakannya dipengaruhi oleh lonjakan harga-harga di kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi 3,63 persen dan andilnya 0,91 persen.

Diikuti dengan harga-harga di kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang inflasi 5,8 persen dengan andil 0,35 persen. Kemudian, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran 2,26 persen dengan andil 0,20 persen.

Sementara itu, jika ditinjau berdasarkan komoditasnya, terdapat 10 barang utama yang menyumbang inflasi pada 2020. Pertama, emas perhiasan dengan andilnya sebesar 0,28 persen. Diikuti cabai merah 0,16 persen dan minyak goreng 0,10 persen.

Kemudian, ada rokok kretek filter dan rokok putih dengan andil 0,09 persen, daging ayam ras 0,05 persen serta telur ayam ras, ikan segar, nasi dan lauk pauk maupun uang kuliah akademi atau perguruan tinggi masing-masing sebesar 0,04 persen.

"10 komoditas terbesar terkait andil inflasi nasional 2020 di sini yang tertinggi adalah emas perhiasan ini adalah kondisi satu tahun yaitu sebesar 0,26 persen kemudian cabai merah, ini juga besar 0,16 persen," ungkap Setianto. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya