Boeing 737-800 Jatuh di China, Kemenhub: Tetap Beroperasi di Indonesia

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto menyampaikan duka cita atas musibah kecelakaan China Eastern Airline yang jatuh di pegunungan wilayah Guangxi, China Selatan. 

Gelar Pertemuan di Beijing, Xi Jinping dan Vladimir Putin Sepakati 5 Hal Ini

Pesawat itu diketahui membawa 123 penumpang dan sembilan awak pesawat. Hal tersebut berdasarkan informasi dari Civil Aviation Administration of China (CAAC).

Novie pun berharap penyebab dari keccelakaan tersebut bisa diketahui segera. Sehingga, ada kejelasan atas peristiwa ini.

Viral Petugas Jatuh dari Pintu Pesawat, TransNusa Sebut Ada Miskomunikasi

“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada korban kecelakaan pesawat China Eastern Boeing 737-800 di wilayah Guangxi,” kata Novie di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Rabu 23 Maret 2022. 

Sementara itu, Novie menegaskan, pihaknya  sebagai regulator penerbangan sipil nasional, terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengawasan. Agar, keselamatan dan keamanan penerbangan dapat terus dijaga.

Bey Machmudin: Hormati Proses Hukum Terkait Penetapan Tersangka Sopir Bus Kecelakaan Subang

Termasuk terkait dengan penggunaan pesawat jenis Boeing 737-800 yang mengalami kecelakaan di China tersebut. Hingga kini pun belum. Komunikasi dengan maskapai nasional terus dilakukan. 

“Pesawat jenis Boeing 737-800 tetap beroperasi seperti biasa di Indonesia, dan proses pengecekan tetap berlangsung sebagai bagian dari audit berkala, yang dilakukan oleh para inspektur dari Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara,” ujarnya.

Maskapai China Eastern Airlines

Photo :
  • China Eastern Airlines

Novie juga memastikan, peningkatan pengawasan keselamatan operasi pesawat udara secara ketat terus dilakukan. Untuk memastikan kepatuhan operator terhadap regulasi keselamatan penerbangan.

"Saat ini Kemenhub masih memonitor perkembangan situasi, hingga adanya informasi yang cukup dan jelas untuk mengambil kebijakan, khususnya penyelenggaraan transportasi udara," tambahnya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya