Gabung FATF, RI Bisa Persempit Ruang Gerak Koruptor

Chatib Basri
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA Bisnis – Ekonom yang juga Mantan Menteri Keuangan RI 2013-2014, Chatib Basri menegaskan, apabila Indonesia berhasil menjadi anggota definitif Financial Action Task Force (FATF), maka hal itu akan berdampak besar terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air.

Menko Polhukam Sebut Transaksi Judi Online 3 Bulan Pertama di 2024 Capai Rp 100 T

Dia mengatakan, jika transparansi sistem keuangan Indonesia kredibilitasnya sudah meningkat dengan bergabung ke FATF, maka ruang gerak koruptor untuk menyembunyikan hartanya di luar negeri juga akan makin sempit dan terbatas.

"Sangat bisa (menarik uang simpanan hasil korupsi di luar negeri). Karena aspek tindakan otomatis berdasarkan informasi dari sisi perpajakan sudah bisa dilakukan," kata Chatib dalam telekonferensi, Selasa 26 Juli 2022.

Indonesia Jadi Anggota Penuh Satgas Aksi Keuangan di FATF, Ini Tujuannya

Baca juga: Jokowi Keluarkan 8 Proyek PSN pada 2022, Ini Daftarnya

Selain itu, pertukaran informasi mengenai dugaan aliran dana dari kasus-kasus korupsi yang terjadi di sebuah negara, akan mudah dilacak ke negara-negara sesama anggota FATF lainnya.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Chatib berharap, hal itu akan bisa segera terwujud melalui diterimanya Indonesia sebagai anggota FATF, sehingga upaya-upaya verifikasi dalam membongkar aliran dana di kasus-kasus korupsi bisa semakin mudah dilakukan.

"Kalau kita menjadi anggota penuh dari FATF, Insya Allah hal-hal seperti ini bisa lebih di-address. Karena lebih transparan, ada pertukaran informasi, dan bisa dimonitor. Sehingga proses dari aliran dananya menjadi legitimate," kata Chatib.

Ilustrasi korupsi

Photo :
  • vstory

Sebaliknya, lanjut Chatib, apabila Indonesia gagal menjadi anggota FATF, maka Indonesia akan kesulitan dalam melakukan berbagai proses transaksi bisnis dengan negara-negara anggota FATF lainnya.

"Kalau itu berakibat kita tidak memiliki kemudahan bertransaksi, maka investor bisa tidak memiliki kepercayaan lagi. Sehingga implikasinya ini akan dapat mengganggu kepercayaan terhadap kredibilitas dan akitivitas perekonomian," kata Chatib.

"Karenanya, penting sekali agar Indonesia bisa menjadi anggota penuh dari FATF, dan ini harus didukung," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya