BI Diproyeksi Naikkan Suku Bunga Acuan hingga 50 Basis Poin

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA Bisnis – Bank Indonesia (BI) hari ini, akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2022. Saat ini suku bunga acuan BI tercatat sebesar 4,75 persen dari sebelumnya di 4,25 persen.

Sri Mulyani Menghadap Jokowi Bahas Kasus Viral Bea Cukai

Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, BI perlu untuk menaikkan suku bunga acuannya di bulan ini. Hal itu mempertimbangkan tingkat inflasi saat ini yang telah berada di atas kisaran target bank sentral selama lima bulan.

"BI perlu meningkatkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen bulan ini, untuk menjaga stabilitas rupiah di era meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Dan apresiasi dolar AS, serta untuk menjaga spread yang menarik dengan suku bunga AS," kata Riefky dalam laporan yang diterima VIVA, Kamis 17 November 2022.

Utang Luar Negeri RI Kuartal I-2024 Turun Jadi US$403,9 Miliar, Investor Tarik Dana di SBN

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Riefky mengatakan, meskipun terdapat tekanan kenaikan harga dan kenaikan suku bunga pinjaman. Ekonomi Indonesia masih tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal III-2022. Di mana hal itu memungkinkan BI memiliki fleksibilitas untuk melanjutkan kebijakan pengetatan lebih jauh.

Rupiah Mulai Bertenaga usai Pernyataan Jerome Powell soal Suku Bunga

"Peningkatan suku bunga kebijakan akan membantu membatasi jumlah arus modal keluar, mencegah depresiasi rupiah lebih lanjut, dan membatasi tekanan inflasi dari barang-barang impor," jelasnya.

Adapun untuk inflasi Indonesia sempat menyentuh level tertinggi selama tujuh tahun di 5,95 persen year on year (yoy) pada September 2022. Kemudian inflasi tersebut turun menjadi 5,71 persen yoy pada Oktober 2022.

"Inflasi tersebut masih di atas kisaran target bank sentral yang sebesar 2 persen hingga 4 persen selama lima bulan berturut-turut," ujarnya.

Ilustrasi grafik inflasi Indonesia

Photo :
  • vstory

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5 persen pada RDG bulan November ini. Hal itu sebagai langkah kebijakan untuk menjangkar ekspektasi inflasi sehingga inflasi inti tahun 2023 akan kembali pada target sasaran inflasi.

"Selain itu, kenaikan suku bunga acuan BI pada bulan ini ditujukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Di tengah masih terdapat potensi bank sentral AS, yang masih akan melanjutkan untuk menaikkan suku bunganya hingga kuartal I-2023," ujar Josua kepada VIVA.

Josua menuturkan, dengan langkah kenaikan suku bunga tersebut akan menjangkar tingkat inflasi dan stabilitas rupiah. Sehingga kondisi ekonomi Indonesia tahun depan diharapkan akan tetap resilien, di tengah kondisi ekonomi global utamanya negara-negara maju yang berpotensi mengalami resesi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya