Mendag Bertemu DPR Thailand, Dorong Harga Karet Menguat untuk Bantu Petani

Mendag Zulkufli Hasan.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan bersama Ketua Parlemen Thailand Wan Muhammad Noor Matha, melakukan pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Perdagangan. Pada pertemuan itu keduanya membahas harga karet yang terus menurun. Jika harga karet terlalu rendah akan menurunkan kesejahteraan petani. 

Istri Fredy Pratama Bakal Dimiskinkan Kepolisian Thailand

Zulhas, begitu sapaan akrabnya mengatakan,  Indonesia dan Thailand perlu melakukan peningkatan kerja sama sektor perdagangan karet. Hal itu mengingat Thailand dan Indonesia merupakan produsen karet terbesar nomor satu dan dua dunia.

“Thailand dan Indonesia merupakan produsen utama karet dunia yang menghadapi situasi dan kondisi yang kurang lebih sama akibat harga karet alam dunia yang terus berfluktuasi selama 10 tahun terakhir,” kata Zulhas dalam keterangannya Jumat, 11 Agustus 2023.

Keuangan Fredy Pratama Menipis, Istrinya Kena Kasus Pencucian Uang di Thailand

Petani menyadap getah pohon karet di kawasan PTPN VIII Miramareu, Cibalong, Kabupaten Garut

Photo :
  • ANTARA FOTO/Agvi Firdaus

Zulhas menyoroti, dinamika harga karet dunia yang terus menurun. Per 9 Agustus 2023, harga karet mencapai US$133,36 per kg. Kondisi pasar karet dunia yang mengalami penurunan produksi, salah satunya akibat penyakit gugur daun sehingga belum mampu mendorong harga ke tingkat yang remuneratif. 

Jirayut Ungkap Alasan Kariernya yang Mandek di Negara Asalnya

Selain penurunan harga, tekanan dari konsumen terus berlanjut, terutama dengan pemberlakuan kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) dari Uni Eropa yang berpotensi turut mempengaruhi perdagangan karet alam.

Dengan demikian, menurutnya, pertemuan bilateral itu menjadi momentum untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, khususnya dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan harga karet. Sebab rendahnya harga karet akan berdampak terhadap ketersediaan karet alam di masa depan, karena mendorong petani karet untuk alih komoditas.

"Sejatinya, harga karet yang yang terlalu rendah akan menurunkan kesejahteraan petani. Bila hal ini terjadi secara berlarut, dikhawatirkan sektor komoditas karet akan ditinggalkan. Untuk itu, kolaborasi negara-negara produsen karet terbesar, Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang 
tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) diperlukan," jelasnya. 

Untuk memperkuat posisi tersebut tegas Zulhas, ITRC menggandeng negara eksportir karet lain seperti Vietnam dan Filipina, bersama memperjuangkan peningkatan harga karet. 

Adapun Thailand, Malaysia, Indonesia bergabung dalam kerja sama ITRC yang memiliki kontribusi 58 persen dari produksi karet alam dunia. Di mana ITRC berkomitmen menjaga stabilitas harga karet alam di tingkat yang menguntungkan bagi petani serta menjaga permintaan dan penawaran karet alam dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya