Bahlil: Ada Capres Tidak Mau Lanjutkan Hilirisasi, Ini Bahaya

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • istimewa

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia meyakini ada pihak yang tidak senang akan keberhasilan dan konsistensi Indonesia dalam hilirisasi sumber daya alam. Bahkan, dia menuding pihak tersebut telah menyusup ke salah satu kandidat calon presiden (capres), dengan membawa agenda untuk menghentikan program hilirisasi di Indonesia.

Pemerintah Bakal Tambah Saham Freeport Jadi 61 Persen, Bahlil Buka-bukaan Pertimbangannya

"Sekarang ada orang yang masuk sebagai calon presiden, yang mungkin mau membuat program agar Indonesia tidak bisa melanjutkan hilirisasi," kata Bahlil dalam konferensi pers Perkembangan Realisasi Investasi Kuartal III-2023, Jumat, 20 Oktober 2023.

Meski tak menyebut siapa sosok capres yang ditudingnya tersebut, namun Bahlil menegaskan bahwa upaya hilirisasi Indonesia akan terancam apabila negeri ini dipimpin oleh sosok pemimpin semacam itu.

Bahlil Ungkap Wilayah Ini Bakal Paling Kecipratan Manfaat Ibu Kota Pindah ke IKN

"Ini bahaya, tidak boleh negara kita dikendalikan oleh orang-orang kayak begini," ujarnya.

Reorganisasi antara MIND ID dan INALUM akan mengakselerasi program hilirisasi

Photo :
  • INALUM
Gelar BIGMIND 2024, MIND ID Genjot Inovasi Digital Sektor Pertambangan

Bahlil pun berharap presiden baru pengganti Joko Widodo nanti, benar-benar dapat melanjutkan program hilirisasi sebagaimana yang selama ini telah digenjot oleh pemerintah.

Apabila langkah hilirisasi tidak dilanjutkan, menurut Bahlil, hal itu akan bahaya bagi Indonesia. Dia bahkan mengibaratkan, apabila langkah hilirisasi itu sampai terhenti dan tidak dilanjutkan, maka Indonesia akan seperti kembali ke zaman penjajahan.

Karena, lanjut dia, saat era penjajahan VOC zaman dulu, Indonesia memang hanya bisa melakukan ekspor bahan mentah hasil sumber daya alamnya ke negara lain.

"Saya harap calon presiden ke depan di antara 3 capres ini, bisa melanjutkan ini (hilirisasi). Kalau ini tidak dilanjutkan, itu sama dengan kita kembali ke jaman penjajahan. Karena VOC itu hanya mengambil bahan baku dari kita, kemudian diekspor," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya