- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Nama Egy Maulana Vikri terus menggema, sejak resmi bergabung dengan tim Polandia, Lechia Gdansk. Demam Egy terus menjangkiti Indonesia. Safari kemudian dilakukan oleh berbagai pihak.
Egy belum lama diajak bertemu Presiden di Istana, Jumat 23 Maret 2018. Dan terakhir dia bersama Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menyambangi Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta Selatan, pada Selasa 27 Maret 2018.
Dia, kemudian melakukan duel bulutangkis dengan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulyo.
Safari tersebut dinilai berlebihan, karena dinilai sebagai agenda yang bisa mengganggu fokus sebagai pesepakbola. Hal ini diamini oleh mantan gelandang Timnas Indonesia yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Firman Utina.
"Saya juga melihat, jika Egy ini terkesan dibuat sirkus. Kami sebagai APPI untuk sekarang belum bisa melindungi Egy, karena dia masih berada di bawah usia. Kami akan mendekatkan diri secara personal,” kata Firman kepada VIVA.
“Saya juga sudah bicarakan kepada Ponaryo Astaman dan Bambang Pamungkas. Mereka ini juga punya pengalaman menjadi bintang di usia muda, kami akan berbicara dengan Egy," kata Firman lagi.
Ke depan, Firman dan rekan-rekan di APPI, mengaku akan melakukan pendekatan personal kepada Egy. Mereka hendak mengajarkan bagaimana cara bersikap sebagai pemain profesional yang menjadi harapan Indonesia di masa depan.
"Kami akan memberikan bekal kepada Egy, mengenai bagaimana harusnya bersikap. Karena dia adalah aset berharga Indonesia," tambah dia. (one)
