Bukti False 9 Tak Cocok untuk Timnas U-23

Indonesia Kalah dari Palestina
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Timnas Indonesia U-23 tampil beda saat jumpa Palestina di laga kedua penyisihan Grup A Asian Games, Rabu 15 Agustus 2018. Berlaga di Stadion Patriot Candrabhaga, pelatih Luis Milla Aspas menerapkan skema false 9.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Rotasi demi memelihara kebugaran pemain jadi alasan mengapa strategi ini diterapkan. Milla tak memasang Alberto Goncalves di pertandingan melawan Palestina.

Justru, Stefano Lilipaly yang biasa beroperasi sebagai gelandang serang, diplot sebagai juru gedor.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Skema ini diharapkan bisa mengimbangi kekuatan Palestina dari lini tengah. Sebenarnya, tujuan tersebut tercapai.

Hanya saja, ketajaman Timnas U-23 menjadi berkurang. Mereka jarang menciptakan ancaman ke gawang Palestina.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

"Cukup sulit main dengan hanya satu orang di depan dan sisanya menunggu di belakang," kata Lilipaly.

Indonesia Kalah dari Palestina

Dari catatan statistik yang dikeluarkan Labbola, terlihat sekali perbandingan mencolok terkait ketajaman Timnas U-23 dengan Palestina. Ditinjau dari penguasaan bola, mereka sebenarnya seimbang.

Garuda Muda mencatatkan penguasaan bola di angka 53 persen. Sedangkan Palestina mencetak 47 persen penguasaan bola.

Tapi, saat bergeser ke upaya tembakan ke gawang, Palestina jauh lebih unggul. Mereka terlihat sangat efektif karena mampu mencatatkan delapan tembakan ke gawang dari 14 percobaan, dua di antaranya berujung gol.

Sedangkan Timnas U-23 cuma sekali melepaskan tembakan ke gawang dari tujuh percobaan. Satu-satunya tembakan ke gawang yang dilepaskan Timnas U-23 adalah gol dari Irfan Jaya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya