Real Madrid Memburu La Decimotercera

Pemain Real Madrid berpesta usai memastikan lolos ke final Liga Champions
Sumber :
  • REUTERS/Juan Medina

VIVA – Real Madrid kembali menegaskan dominasinya di kompetisi Eropa usai melenggang ke partai final Liga Champions musim ini. Di semifinal, Los Blancos menundukkan jawara Bundesliga, Bayern Munich, dengan agregat 4-3.

Jude Bellingham Bakal Jadi Legenda Real Madrid

Meski lolos, El Real tak bermain dengan performa terbaiknya. Cristiano Ronaldo cs lebih banyak tertekan dalam laga yang digelar sebanyak dua leg.

Hal itu terlihat dalam laga leg kedua yang dihelat di Santiago Bernabeu. Dikutip dari Opta, kiper Los Blancos, Keylor Navas, sampai berjibaku menyelamatkan gawangnya untuk menggagalkan delapan peluang emas milik Die Roten.

Bicara Kekalahan dari Madrid, Bek Barcelona Silang Pendapat dengan Xavi

Beruntung, mereka mampu tampil lebih efektif dengan memanfaatkan peluang sekecil mungkin. Hasilnya, Madrid mampu berjaya untuk bisa lolos ke partai puncak yang dihelat di Olimpiyskiy Stadion, Kiev, 26 Mei mendatang.

Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, mengatakan keberhasilan mereka di Liga Champions lantaran sudah mendarah daging. Padahal di musim ini posisi mereka di kompetisi LaLiga sedang merosot.

Zinedine Zidane Pilih Manchester United Ketimbang Bayern Munich

"Liga Champions ada dalam DNA klub. Kami tidak pernah berhenti berjuang sampai menit akhir, seperti yang dilakukan pemain Bayern malam ini," ujar Zidane, seperti dikutip dari Sky Sports.

Komentar Zidane juga diamini oleh kapten El Real, Sergio Ramos. Menurutnya, tradisi yang sudah tertanam sejak lama yang membuat Madrid bisa melaju sampai titik ini.

"DNA klub ini yang membuat Anda untuk terus berjuang sampai akhir. Kami tahu bagaimana cara mengatasi penderitaan bersama," tutur Ramos, seperti dikutip dari Sky Sports.

Selanjutnya>>> Memburu La Decimotercera

Real Madrid juara Liga Champions.

Memburu La Decimotercera

Tak bisa dipungkiri jika Madrid adalah klub tersukses di Liga Champions. Mereka membuktikannya dengan raihan trofi yang sudah dikumpulkan selama ini.

Tercatat 12 trofi Liga Champions tersimpan rapih di lemari Los Blancos. Sebuah rekor yang belum bisa diikuti oleh klub mana pun, termasuk Barcelona.

Raihan 12 trofi juga terasa lebih spesial lantaran mereka mendapatkannya dengan mematahkan kutukan Liga Champions di format terkini. Los Blancos sukses meraihnya dua musim beruntun pada 2016 dan 2017.

Madrid pun berpeluang untuk menambah satu trofi lagi setelah memastikan satu tiket final usai menundukkan Bayern Munich. Mereka tinggal menunggu pemenang antara AS Roma atau Liverpool.

Secara hitung-hitungan di atas kertas, kekuatan dua tim tersebut masih jauh dibandingkan dengan Madrid. Jadi, tak berlebihan jika El Real sedang di ambang sejarah untuk meraih gelar ke-13 atau disebut La Decimotercera.

Mundur sedikit ke belakang, Madrid bisa dibilang pantas meraih gelar ini. Sebab, perjuangan Madrid untuk mencapai fase ini tak bisa dibilang mudah. Mereka bahkan hampir saja tersingkir di perempatfinal oleh Juventus.

"Ini adalah final ketiga kami, tetapi kami sangat menderita. Pada akhirnya, kami kuat dan kami hidup dalam tekanan. Tidak menyerah, karena kami ingin menang," tutur Zidane.

Gelandang Madrid, Toni Kroos, mengungkapkan kunci keberhasilan Madrid melaju ke partai final. Menurutnya, Los Merengues mampu tampil efektif di tiap pertandingan.

""Mungkin kami bukan tim terbaik, tapi kami lebih efektif. Kami gembira. Kami tahu tak akan mudah untuk lolos ke final. Bayern bermain sangat baik di kedua pertandingan, tapi Real Madrid-lah yang lolos ke final," sambungnya.

Selanjutnya>>> Rekor-rekor yang Sudah Dicatatkan Madrid

Pemain Real Madrid berpesta usai memastikan lolos ke final Liga Champions

Rekor-rekor yang Sudah Dicatatkan Madrid

Kesuksesan melaju ke partai final musim ini terasa lebih spesial bagi Madrid. Bagaimana tidak, final nanti di Kiev menjadi final ketiga secara beruntun yang dicatatkan oleh Los Blancos.

Rekor ini tak hanya dicatatkan sekali oleh Madrid, tapi dua kali. Sebelumnya, El Real pernah juga pernah mencatatkan prestasi serupa pada musim 1955/1956-1959/1960.

Satu-satunya klub yang bisa menyamakan Madrid hanya Juventus yang kala itu dipimpin Marcelo Lippi. Bianconeri juga sempat melaju ke tiga final beruntun pada 1995/1996-1997/1998.

Bedanya, Si Nyonya Tua hanya mampu menang sekali dari tiga final tersebut. Sementara Madrid sudah pernah memenangkan ketiganya dan berpeluang mengulangi prestasi tersebut musim ini.

Bagi Madrid ini merupakan yang ke-16 kalinya mereka lolos ke partai puncak Liga Champions/Piala Champions. Jumlah tersebut melebihi pencapaian final klub-klub lainnya.

Tak cukup sampai di situ, Madrid juga membuat rekor impresif lainnya dengan menjadi klub pertama yang mampu meraih 150 kemenangan di Liga Champions. Jumlah itu masih bisa bertambah jika Sergio Ramos cs memenangkan laga final.

Tak hanya klub, pelatih Zidane juga mencatatkan rekor spesial. Dilaporkan Opta, bila Zidane menjadi pelatih Madrid pertama yang sukses ke final sebanyak tiga kali secara beruntun. Itu berarti Los Blancos selalu melaju ke final di bawah kepemimpinan pelatih asal Prancis.

Megabintang Madrid, Cristiano Ronaldo, juga tak mau ketinggalan. Dia menjadi pemain dengan penampilan terbanyak di Liga Champions, yakni 152 penampilan.

Rentetan fakta dan rekor tersebut menjadi gambaran betapa keperkasaan Madrid masih belum bisa disaingi oleh klub lain, meski menjadi raja di liga domestik masing-masing. Patut dinantikan apakah Madrid benar-benar mampu mempertahankan hegemoninya ataukah ada klub baru yang bakal mengakhiri dominasi sang juara bertahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya