Sumber :
- REUTERS/Marko Djurica
VIVAbola
- Petugas keamanan sebenarnya memiliki kewajiban mengamankan sebuah pertandingan sepakbola. Tapi, hal itu tak terjadi dalam laga kualifikasi Euro 2016 antara Serbia melawan Albania, Selasa lalu.
Kerusuhan di stadion Belgrade pun tidak terelakkan setelah aura politis dibawa ke atas lapangan hijau. Pemain Serbia dan Albania terlibat saling dorong akibat sebuah bendera yang melayang.
Baca Juga :
6 Dokter Cantik di Dunia Sepakbola
Baca Juga :
Tekuk Brasil, Serbia Juara Piala Dunia U-20
Baca Juga :
Krisis Berkepanjangan Prancis di Markas Albania
"Ini adalah pengalaman traumatis dan kami tidak berpikir hal ini mungkin terjadi. Kami bermain baik. Sayangnya, kami tak bisa menyelesaikan pertandingan setelah fans masuk lapangan," ujar De Biasi, seperti dilansir
La Gazzetta dello Sport.
"Tadi sangat luar biasa dan menciptakan situasi yang benar-benar berbahaya. Para pemain diserang bukan hanya oleh fans, tapi juga petugas keamanan, dan hal tersebut sangat serius," lanjut pelatih asal Italia tersebut.
UEFA sudah memeriksa kasus ini. Kedua negara bisa dijatuhi sanksi berat, setelah Serbia gagal mengamankan pertandingan dan Albania membentangkan bendera di atas lapangan serta menolak untuk kembali bermain.
Namun, De Biasi menjelaskan kalau situasi di lapangan saat itu sudah tidak memungkinkan lagi pertandingan bisa dilanjutkan.
"Stadion di Belgrade benar-benar tidak siap untuk pertandingan macam ini. Pihak yang berwenang harus berpikir apa yang harus mereka lakukan, semua gambarnya jelas. Itu sangat berbahaya dan stadionnya tidak aman," tambah De Biasi. (one)
Halaman Selanjutnya
"Ini adalah pengalaman traumatis dan kami tidak berpikir hal ini mungkin terjadi. Kami bermain baik. Sayangnya, kami tak bisa menyelesaikan pertandingan setelah fans masuk lapangan," ujar De Biasi, seperti dilansir