Mengenal Sejarah Venue Laga Final Liga Champions 2015/16

Stadion San Siro, Milan
Sumber :
  • REUTERS/Stefano Rellandini

VIVA.co.id – Dalam pandangan orang awam, ketika mendengar nama kota Milan, yang terlintas pertama kali di pikiran adalah bangunan tua penuh sejarah, petunjukan opera terkenal, atau butik-butik dengan brand ternama.

Tidak salah bila Anda adalah salah satunya. Namun, bagi para pencinta sepakbola, ketika mendengar atau membaca kata 'Milan', bisa dipastikan nama stadion yang berada di kota tersebut, San Siro, terlintas di pikiran Anda.

(Baca juga: Milan Jadi Tuan Rumah Final Liga Champions 2016)

Di penghujung Mei, stadion berkapasitas 80.000 penonton tersebut akan menghelat partai final dari kompetisi bergengsi di Benua Biru, Liga Champions, yang akan mempertemukan dua klub asal kota Madrid, Real Madrid dan Atletico Madrid.

Tidak ada salahnya bila kita melihat ke belakang untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya San Siro, keunikan di dalamnya, serta peristiwa bersejarah apa yang perah terjadi di sana.

Baik, kita mulai dari kegiatan di luar lapangan. Pada 27 Juni 1980, musisi legendaris asal Jamaika, Bob Marley, pernah mengadakan pertunjukan di San Siro. Bersama band The Wailers, ikon musik reggae dunia ini menggoyang San Siro yang tak hanya dipadati bagian tribun saja, tapi juga ke bagian lapangan.

Stadion San Siro mulai dibangun oleh Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu, pada 1 Agustus 1925 dan selesai pada 15 September 1926 dengan nama Nuovo stadio Calcistico San Siro. Pembangunan tersebut menghabiskan dana sekitar 5 juta lira.

Selanjutnya, perjalanan eksistensi San Siro

5 Fakta Menarik Bayern Munich Usai Singkirkan Arsenal di Liga Champions

Stadion ini dibuka secara resmi pada tanggal 19 September 1926 dengan pertandingan derby antara AC Milan melawan Inter Milan, yang dimenangkan oleh Inter Milan dengan skor 6-3.

Awalnya stadion ini adalah markas bagi AC Milan, hingga pada tahun 1935 Milan mengalami kebangkrutan dan harus menjual stadion tersebut pada Pemerintah kota Milan. Kemudian, Inter menyewa stadion ini dari Pemerintah kota Milan pada tahun 1947, sejak saat itu stadion ini digunakan sebagai kandang bagi Inter Milan dan AC Milan.

Arsenal Tidak Boleh Hilang Kepercayaan Diri

Sebelum bermarkas di San Siro, Inter selalu menggunakan Stadion Arena. Hingga akhirnya, nama Giuseppe Meazza dipilih sebagai nama Stadion pada 3 Maret 1980 untuk menghormati legenda mereka yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, sekaligus mantan pemain Inter dan Milan.

Suporter AC Milan lebih suka menggunakan nama "San Siro" untuk menyebut nama stadion ini, karena Giuseppe Meazza lebih identik sebagai ikon dan legenda Inter Milan (walaupun pernah bermain untuk AC Milan).

Senangnya Kylian Mbappe Bawa PSG ke Semifinal Liga Champions

Milan pernah menjual stadion ini ke dewan kota pada 1935 dan tiga tahun kemudian dibuat keputusan untuk memperluas tribun. Sepakbola semakin menjadi fenomena massal sehingga San Siro harus diperluas untuk memenuhi tuntutan itu.

Arsitek Rocca dan Insinyur Calzolari diberi tugas itu dan mereka memanfaatkan struktur yang sudah ada yang mendukung interiornya untuk membangun lereng eksternal untuk memudahkan akses ke stadion. Kapasitasnya ditargetkan 150.000 penonton, tapi setelah diskusi dengan dewan kota jumlah itu ditolak.

Pembangunan tersebut menghabiskan dana sebesar 5,1 juta lira, peresmian dilakukan pada 13 Mei 1939 saat Italia imbang 2-2 dari Inggris. Jumlah pemasukan dari penjualan tiket untuk laga itu mencapai 1,2 juta lira.

Pekerjaan untuk perluasan kedua stadion tersebut dimulai pada 1954, 12 bulan kemudian, pada 26 Oktober 1955, stadion itu dibuka dengan kapasitas 85.000 penonton. Set lampu sorot pertama dipasang pada 1957 dan yang diikuti pemasang papan skor elektronik pada 1967.

Lampu-lampu sorot tersebut dimodernisasi pada 1979 saat level kedua dibangun. Stadion itu kemudian secara resmi diganti namanya sebagai penghormatan terhadap Giuseppe Meazza. Lalu di tahun 1986, level pertama menjadi sektor tempat duduk bernomor dan berwarna.

Selanjutnya, deretan pertandingan bersejarah di San Siro

Menyambut Piala Dunia 1990, pemerintah kota Milan memutuskan untuk memugar stadion setelah mereka menolak usulan untuk membangun stadion baru dengan alasan biaya tinggi dan waktu terbatas. Usulan pertama adalah mendesain proyek futuristik dan menakjubkan. 

Untuk memberikan kenyamanan maksimal, semua tempat duduk baru bersifat ergonomis, diberi nomor dan diwarnai dengan empat warna berbeda untuk menunjukkan empat sektor utama di stadion. 85.700 penonton berada di bawah atap melengkung yang terbuat dari polikarbon. Setelah itu dipasang sebuah sistem drainase baru dan pemanas dan sebuah sistem lampu sorot.

Pada 8 Juni 1990 stadion itu menggelar upacara pembukaan Piala Dunia dengan pertandingan perdana Argentina lawan Kamerun. Sejak itu “Scala del Calcio” menjadi ajang gairah jutaan fans. Pada musim panas 2008, untuk memenuhi standar baru UEFA, kapasitas stadion telah menjadi 80.018 penonton.

Stadion San Siro terletak di seberang lintasan balap kota dan 6 kilometer dari pusat kota Milan. Sejak 1 Juli 2000 San Siro diurus bersama oleh AC Milan dan Inter.

Pada Jumat 19 Septeber 2014, UEFA akhirnya menunjuk kota Milan sebagai tuan rumah laga final Liga Champions 2016 di stadion San Siro yang digelar 28 Mei, Sabtu dini hari WIB. Ini sebenarnya bukan kali pertama San Siro dipercaya menggelar laga final Liga Champions. Sebelumnya San Siro sudah tiga kali menggelar final Liga Champions. Yaitu pada tahun 1965, 1970 dan 2001.

Penunjukan ini juga langsung disambut antusias Presiden FIGC (federasi sepakbola Italia), Carlo Tavecchio yang mengatakan penunjukan ini merupakan kesempatan luar biasa bagi sepakbola Italia. "Kami akhirnya bisa berpesta. Ini menjadi kabar bagus buat sepakbola Italia. Final Liga Champions sudah pasti akan berpengaruh secara ekonomi di negara ini, khususnya di kota Milan," katanya.

"Dan saya sangat berharap kami akan bisa melihat setidaknya ada satu tim Italia yang akan bertanding di laga final tersebut," harap Tavecchio.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya