Jelang Bidding Piala Dunia U-20, Sepakbola Jawa Timur Rawan Rusuh

Kericuhan laga Liga 3, Persema Malang kontra Deltras Sidoarjo
Sumber :
  • VIVAnews/Rahmad Noto

VIVA – PSSI Jawa Timur pekan lalu sedang mendapat tamparan keras pada pekan lalu. Tercatat, tiga kerusuhan terjadi dalam pentas Liga 3 Jawa Timur selama dua hari terakhir ini.

Persimuba Menunggu Satu Wakil Sumsel Untuk Melaju ke Liga 3 Nasional

Dua kerusuhan pecah, Sabtu 5 Oktober 2019. Pada pertandingan di Nganjuk,  saat tuan rumah Nganjuk Ladang menjamu Persibo United, supoter Persibo turun ke tengah lapangan.

Tidak hanya melakukan pengrusakan, meraka juga menyerang ofisial pertandingan. Bahkan ofisial pertandingan terluka dan dilarikan ke  rumah sakit. Pertandingan sendiri berakhir 1-0 untuk kemenangan Nganjuk Ladang.

Persipura Jayapura Selamat dari Lubang Jarum, Ini 8 Tim yang Degradasi ke Liga 3

Di hari sama,  kerusahan parah juga terjadi di Stadion Banyuangga, Probolinggo. Suporter tuan rumah Persipro  juga masuk ke lapangan dan menyerang  pemain Persid Jember.

Salah satu pemain pemain Persid Muhammad Lutfi,  terluka berdarah karena terkena pukulan. Kerusahan melebar melibatkan baku hantam antar kedua suporter di menit-menit akhir pertandingan.

PSDS Deli Serdang Jadi Tim Sumatera Utara Kedua yang Degradasi ke Liga 3

Pada Minggu, 6 Oktober 2019, kericuhan merembet ke Stadion Gajayana, Malang saat laga Persema melawan Deltras Sidoarjo. Kali ini melibatkan,suporter, pemain dan offisal.

Awalnya, terjadi baku hantam antara kedua pemain di lapangan pada menit 61. Insiden ini memancing suporter tim tamu Deltras turun ke lapangan. Namun aparat berhasil meredakan dan puluhan suporter kembali ke tribun.

Saat pertandingan akan dimulai lagi, wasit Riyadussolihin memanggil dua pemain yang terlibat baku hantam dan memberikan kartu merah kepada keduanya. Namun keputusan wasit ini diprotes offical deltras. Mereka mengejar dan menyerang  wasit sebelum diamankan aparat keamanan. Pertandingan akhrinya dihentikan.

Menanggapi maraknya kerusuhan ini, Asprov PSSI Jatim tidak hanya memberikan sanksi lewat Komdis. Namun juga mengancam akan mengambil alih dan menghentikan kompetisi. Sebab, kejadian ini memalukan sepakbola Jatim.

“Setelah berkoordinasi dengan Ketua, wakil ketua dan para anggota komite eksekutif Asprov PSSI Jawa Timur bila kejadian ini terulang liga akan kami hentikan,” tegas Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Amir Burhannudin, Minggu 6 Oktober 2019.

Beberapa kejadian ini, lanjut Amir sangat disesalkan. Apalagi Indonesia sedang getol mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan, Ibukota Jawa Timur, Surabaya mengajukan diri  sebagai salah satu calon tempat penyelanggaran.

“Kejadian ini sangat mengecewakan dan memalukan dunia persepakbolaan di Jawa Timur, apalagi beberapa hari lalu Kapolda sudah mengumpulkan semua suporter di Jawa Timur.

Demikian juga bila dikaitkan dengan dikaitkan dengan bidding PSSI sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Kami sekarang kan dalam pantauan FIFA, kalau ada oknum-oknum suporter yang melakukan tindakan-tindakan tidak sportif seperti itu, bisa merugikan kita semua,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya