RSSA Kota Malang Blak-blakan Sebut Mata Merah Korban Tragedi Kanjuruhan karena Gas Air

Salah satu Korban tragedi Kanjuruhan adalah M Iqbal Maulana.
Sumber :
  • VIVA / Lucky Aditya Ramadhan (Malang)

VIVA Bola – Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang akhirnya berani menyebut dugaan mata merah yang dialami korban Tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober 2022 karena gas air mata. Mata merah itu disebabkan karena adanya pendarahan pada bagian mata. 

Arema FC Vs Persebaya, Manajemen Bikin Nobar di Kota Malang

"Bisa terjadi banyak hal ya, bisa karena gas air mata. Bisa karena faktor di ucek-ucek juga bisa. Karena faktor benturan juga jujur kami tidak bisa tahu apa penyebab pastinya. Yang kami tahu ada perdarahan seperti itu," kata Dokter Spesialis Mata RSSA, dr Triana Budi, Rabu, 2 November 2022. 

Tragedi Kanjuruhan telah terjadi satu bulan yang lalu. Sebanyak 135 nyawa Aremania dan Aremanita meninggal dunia dalam peristiwa itu. Tidak hanya itu sekitar 600 lebih suporter mengalami luka-luka. Sebagian besar mengalami mata merah karena pendarahan pada bagian mata.

Lawan Persebaya, Arema FC Berjuang Tanpa Aremania

Salah satu korban mata merah Tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya
 
Panpel Arema FC Larang Jakmania Datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta

Triana mengatakan, secara medis penyebab mata merah itu tidak perlu dikhawatirkan terlalu jauh. Sebab, kondisi mata merah tidak mengarah pada kondisi kebutaan. Karena letak merah ini relatif superfisial atau berada di permukaan mata. 

"Tetapi sebetulnya bagi kami itu bukan sesuatu hal yang terlalu mengkhawatirkan ya. Karena ini bukan bukan kondisi yang menuju atau berpotensi untuk kebutaan. Sama sekali tidak gitu ya. Jadi kondisi mata ini relatif aman. Walaupun mungkin perlu waktu untuk hilang merah-merahnya," ujar Triana. 

Triana mengungkapkan di RSSA pasien yang masih mengalami sakit mata terakhir kali ada sekitar 8 orang yang melakukan kontrol pada dua pekan lalu. Untuk kondisinya, saat ini sudah membaik meski merah di mata belum hilang semua.

"Untuk pasien mata kontrol terakhir sekitar 2 minggu yang lalu, ada sekitar 8 atau 9 orang, kondisinya sudah semuanya membaik walaupun belum merahnya belum hilang sama sekali. Kalau di luar di luar rumah sakit ini kemarin ada satu pasien kami yang kontrol sudah hampir tidak terlihat sama sekali kondisi merahnya," tutur Triana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya