Aremania Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan, Blokade Fly Over

Aremania menuntut keadilan Tragedi Kanjuruhan dengan memblokade Fly Over
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA Bola – Ratusan Aremania dari wilayah Mergosono dan sekitarnya melakukan aksi unjuk rasa menuntut keadilan Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. Mereka melakukan demonstrasi dengan memblokade sementara Jembatan Layang atau fly over Kotalama, Kota Malang, Minggu, 13 November 2022. 

Pengungsi Gaza Ucapkan Terima Kasih pada Mahasiswa AS yang Memprotes Serangan Israel

Mereka membentangkan sejumlah spanduk kecaman atas tindakan represif aparat keamanan dalam Tragedi Kanjuruhan. Sejumlah spanduk yang dibentangkan antara lain bertuliskan. "Pidanakan Aparat Pembunuh" dan "Usut Tuntas".

"Duka serta amarah masih mengendap di setiap keluarga korban dan korban. Mereka (aparat) berhasil merampas hak hidup rakyat. Tragedi ini mengakibatkan banyak nyawa hilang," kata orator aksi yang enggan disebutkan namanya. 

Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California

Aremania meminta usut tuntas Tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Demonstran menegaskan bahwa demonstrasi ini dilakukan karena melihat lambannya penanganan kasus ini. Bahkan di awal Tragedi polisi dianggap berupaya mengaburkan fakta dengan membuat sejumlah informasi tidak valid. 

Arema FC Vs Persebaya, Manajemen Bikin Nobar di Kota Malang

"Mereka mengalihkan perhatian dengan banyak hoaks, seperti miras (minuman keras) yang ternyata itu bukan miras (tapi obat hewan untuk PMK)," ujarnya. 

Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa memilukan kedua dalam sejarah sepak bola dunia. Sebanyak 135 jiwa meninggal dunia. Selain itu, sekira 600 lebih Aremania mengalami luka-luka. Bahkan beberapa diantaranya sampai saat ini masih menjalani perawatan. 

Dalam aksinya demonstran membacakan sejumlah tuntutan, diantaranya meminta penyidik untuk segera menemukan dan menghukum penembak gas air mata yang sudah jelas terlihat. .enuntut Komnas HAM untuk mendalami kembali temuannya dan menetapkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat.

"Kemana keadilan selama ini. Kita menuntut pihak-pihak terkait harus bertanggungjawab. Temukan penembak gas air mata, ini masalah merenggut nyawa," tuturnya. 

Setelah membacakan tuntutan, Aremania melakukan longmarch di area Kotalama-Mergosono. Demonstran pun kemudian membubarkan diri dengan tertib jelang waktu azan Maghrib tiba. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya