Erick Thohir: Pengelolaan Timnas Indonesia yang Bagus Butuh Rp500 Miliar, Masih kalah dari Vietnam

Erick Thohir
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

VIVA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan mengelola sepakbola membutuhkan biaya yang sangat besar.

Habiskan Anggaran Hampir Rp1 Triliun, Apa Saja Fasilitas yang Dimiliki IDTH Kemenkominfo

Meski demikian, Erick menyatakan tidak ingin PSSI menjadi federasi yang cengeng, dan manja dalam urusan pendanaan.

“Nah kemarin Pak Jokowi bicara dengan saya, pemerintah perlu bantu apa? Ya saya bilang pendanaan, pak. Nah tetapi saya juga tidak mau PSSI cengeng," kata Erick dalam acara peluncuran sepeda motor listrik Gesits Garuda di arena pameran IIMS 2024, Kemayoran, Jakarta, Minggu 18 Februari 2024.

Bey Machmudin Dampingi Presiden Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House

"Saya meyakinkan bahwa misalnya pemerintah memberikan sekian x, misalnya 100 atau 500, ya kita juga dari PSSI berusaha mendapatkan dana yang sama,” ucap Erick.

Lebih lanjut, Erick mengungkapkan PSSI berusaha semakin mandiri dalam mendapatkan pendanaan. 

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Investasi Terus Masuk

Pada Juni 2023, PSSI menghidupkan PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) untuk pengelolaan aset bisnis PSSI secara profesional.

Kerja sama dengan produsen sepeda motor listrik Gesits juga merupakan salah satu program kerja PT GSI untuk membantu keuangan PSSI.

“Pertama kalinya dalam sejarah PSSI selama 94 tahun, kita mempunyai partner, kawin, dengan vehicle, otomotif. Karena sebelumnya belum pernah,” ujar Direktur PT GSI Marsal Irwan Masita.

Dalam kesempatan itu, Erick juga menjelaskan bahwa pengelolaan Timnas Indonesia yang bagus memerlukan biaya sangat besar. Bahkan Indonesia saat ini sebenarnya cukup tertinggal dari sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara.

“Kita mau punya tim nasional yang bagus ya angkanya 250 sampai 500 miliar. Itu kalau kita bandingkan dengan Jepang, Jepang itu kurang lebih angkanya 170 juta US, 3,4 triliiun. Jauh kita. Negara-negara tetangga kita seperti Vietnam, Thailand, itu sudah di angka 1 (triliun),” tutur sosok yang juga merupakan Menteri BUMN itu.

“Jadi ya seperti itu realita. Ada uang, ada kesejahteraan, ada prestasi,” pungkasnya. (Ant)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya