- Marco Tampubolon
VIVAnews - FIFA tidak merestui kehadiran Komite Pemilihan (KP) yang terbentuk lewat Kongres PSSI, Kamis, 14 April 2011. Sekretaris KP, Hadiyandra mengaku belum bisa berkomentar banyak terkait kabar ini.
"Saya belum tahu mengenai adanya penolakan dari FIFA. Karena itu saya belum bisa berkomentar. Saya akan sampaikan kabar ini kepada tim," ujar Hadiyandra saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 15 April 2011.
Pertemuan Komite Normalisasi (KN) dengan 101 pemilik suara PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 14 April 2011 berubah jadi Kongres. KN juga akhirnya menyetujui dibentuknya Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan.
Langkah ini sebenarnya tidak sesuai dengan instruksi FIFA. Pasalnya, Komite Normalisasi secara otomatis berfungsi sebagai Komite Pemilihan.
Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass kembali menegaskan hal ini lewat emailnya kepada VIVAnews, Jumat, 15 April 2011. Menurutnya Komite Normalisasi adalah Komite Pemilihan.
"Tidak perlu adanya pemilihan komite lain," ujarnya.
Terkait pembentukan Komite Pemilihan, Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar mengaku tidak mendapat tekanan. Agum bahkan bersedia mempertanggungjawabkan hasil Kongres tersebut kepada FIFA.
Namun keterangan Agum berbeda dengan anggotanya, FX Rudi. Menurut Rudi, keputusan untuk membentuk Komite Pemilihan muncul karena desakan dari pemilik suara yang hadir pada pertemuan di Hotel Sultan, kemarin.
Mengenai proses munculnya wacana pembentukan KP, Hadiyandra juga menolak berkomentar. Sekum Pengprov PSSI Jambi itu juga bungkam saat ditanya mengenai pemahaman pemilik suara soal instruksi FIFA?
"Saya belum bisa berkomentar. Nanti saja kalau sudah bertemu dengan tim," ujarnya sesaat sebelum menutup telepon.
Ketua KP, Harbiansyah Hanafi belum bisa dihubungi. Begitu juga dengan wakilnya, Wisnu Wardana. Saat dihubungi VIVAnews, siang tadi telepon keduanya aktif namun tidak diangkat.
Kemarin, Harbiansyah mengaku yakin pembentukan KP akan direstui oleh FIFA sebab menurutnya Kongres PSSI tersebut legal dan sesuai aturan. "Apa yang sudah dikehendaki FIFA sudah klop dengan hasil kongres ini. Sebenarnya klop juga dengan Kongres Pekanbaru, tapi masalahnya saat itu sebelumnya ada kericuhan," ujar Harbiansyah usai kongres. (SJ)