Seperti Dongeng, Kisah Guru TK yang Kini Jadi Bintang Premier League Bergaji Belasan Miliar

Pemain AFC Bournemouth, Jamal Lowe
Sumber :
  • SportBible

VIVA – Jamal Lowe tidak menduga impiannya menjadi pemain di kompetisi kasta tertinggi Inggris Premier League bakal tercapai. Mantan guru TK itu mengaku pernah sempat putus asa di satu titik untuk menjadi bintang Premier League.

Arsenal Masih Belum Sempurna Meski Menang di Markas Tottenham

“Pada saat itu, saya pikir saya tidak akan pernah bermain sepak bola lagi. Saya tidak percaya. Saya hancur,” kata bintang klub Premier League AFC Bournemouth tersebut seperti dilansir Sportbible.

Jadi apa yang terjadi? Tujuh tahun lalu (2015), ketika dia berusia 21 tahun, Lowe yang bukan pemain profesional sedang menjalani kehidupan sebagai guru penuh waktu dengan sampingan bermain di klub amatir di Liga Nasional Selatan, Hemel Hempstead.

Ganas, Arsenal Ngamuk di Kandang Tottenham

Pada akhir Oktober 2015, setelah menghabiskan sebagian besar waktunya mengajar sekitar 30 anak di sebuah sekolah di London Selatan, dia bergabung dengan rekan satu timnya dalam perjalanan bus sejauh dua jam ke Hampshire.

Lowe awalnya dimasukkan dalam skuad berisi 16 pemain yang dibawa ke pertandingan tingkat ketujuh mereka melawan Gosport Borough sore itu. Tetapi manajer Dean Brennan tidak menyebut namanya di 11 pemain starter sebelum kick-off.

Mohamed Salah Rahasiakan Penyebab Ribut dengan Klopp

Yang mengejutkan, saat dia hendak duduk di bangku cadangan, dirinya dilarang oleh salah satu pelatih. "Seorang pelatih menarik saya ke satu sisi. Dia berkata, 'Kamu tidak masuk di daftar pemain cadangan hari ini,'" kata Lowe mengenang.

Beberapa saat kemudian, setelah berjalan keluar dari ruang ganti, Lowe yang hancur melihat ayahnya yang juga melakukan perjalanan jauh ke selatan. "Saya mengatakan kepadanya bahwa saya bahkan tidak masuk daftar pemain cadangan," kenangnya.

Lowe menggambarkan momen itu sebagai "titik terendah sepanjang masa" dalam kariernya. Namun alih-alih menyerah dan menerima kekalahan, Lowe bangkit dan mencoba terus berusaha mengejar impiannya.

Dia memilih pindah dan bergabung dengan klub semi profesional, Conference South. Dia bertekad tampil lebih baik dan membuat pencari bakat terkesan. Jika semua berjalan sesuai rencana, klub League Two akhirnya akan datang berminat membelinya.

"Tapi itu jauh lebih sulit daripada yang saya kira. Peluang tidak datang seperti yang saya prediksi. Saya hanya sedikit naif, sungguh. Saya digaji tetapi tidak banyak. Faktanya, itu adalah uang tunai di tangan dalam amplop cokelat."

"Itu tidak cukup untuk hidup. Saya harus terjun ke pekerjaan penuh waktu,” tambahnya. Dia pun diajak oleh temannya untuk bekerja sebagai guru TK. Ini dia lakukan demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Ini suatu keharusan bagi saya. Saya harus memenuhi kebutuhan saya. Awalnya, saya hanya mengajar dua hari seminggu. Tapi seiring berjalannya waktu, saya tawari menjadi guru penuh waktu. Saya sangat bersemangat."

“Pada awalnya, berbicara dengan 30 anak yang mungkin tidak ingin mendengarkan guru cukup menakutkan. Tetapi ketika saya mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam pekerjaan ini, itu sangat bermanfaat,” dia tersenyum.

"Sepertinya impian saya untuk bermain secara profesional sudah berakhir. Tapi kemudian saya pergi ke Hampton & Richmond, yang merupakan klub di liga lain. Itu dipandang sebagai langkah mundur tetapi saat itulah saya mulai menikmati sepakbola lagi."

Di sana, Lowe masuk ke dalam tim utama reguler yang dia dambakan. Dia pun membayar kepercayaan manajer Alan Dowson dengan mencetak 29 gol dalam 48 pertandingan. "Itu mengubah segalanya," kata Lowe.

Sejak saat itu, kariernya mulai menanjak. Pada 2017, dia bergabung dengan klub League One Portsmouth. Selang dua tahun, dia dibajak klub Championship Wigan Athletic pada 2019. Dan pada 2020, dia bergabung ke Swansea City.

Puncaknya adalah saat dia pindah ke klub Championship lainnya, AFC Bournemouth pada 2021. Setahun berselang, Bournemouth yang tampil gemilang promosi ke Premier League di musim ini. Impian Lowe pun tercapai.

Setelah membantu Bournemouth promosi ke Premier League dengan beberapa gol yang dicetaknya, pemain berusia 28 tahun itu melakukan debutnya saat menjadi pemain pengganti mlawan Manchester City pada bulan Agustus 2022.

Pemain AFC Bournemouth, Jamal Lowe

Photo :
  • SportBible

"Saya ingat melihat sekeliling dan melihat De Bruyne dan Haaland di lapangan. Ini masih tidak nyata bagi saya. Kadang-kadang saya hanya merasa seperti saya adalah seorang penonton, seorang anak kecil yang melihat semua pemain bintang ini.

"Tapi saya harus memahami bahwa di sinilah saya sekarang. Saya harus mampu bersaing dengan orang-orang ini," kata pemain yang kini bergaji £670,000 atau setara dengan Rp11,680 miliar pertahun tersebut.

Sebulan kemudian, Lowe terpaksa mencubit dirinya sendiri lagi, ketika dia berbaris bersama Lionel Messi saat bermain untuk Timnas Jamaika dalam pertandingan persahabatan internasional melawan Timnas Argentina.

"Ketika Anda melihatnya secara langsung, itu sesuatu yang berbeda. Saya tidak bisa berhenti tersenyum, bahkan ketika saya berada di lapangan. Saya tidak pernah tersenyum ketika tim saya kebobolan gol tetapi ketika dia (Messi) mencetak gol melawan kami, saya tidak bisa menahan senyum pada apa yang saya saksikan."

Kedengarannya klise, tetapi cerita Lowe seperti sebuah dongeng di mana dia akhirnya bisa meraih impiannya setelah melalui pejuangan yang panjang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya