Banyak Masyarakat Tidak Sadar Telah Merusak Alam

Penampakan dari Udara Teluk Bayur Tercemar Minyak Sawit
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Indonesia menjadi negara satu-satunya yang memiliki dua samudera, Pasifik dan Hindia. Menyebabkan negara ini menjadi kawasan peralihan dan begitu kaya akan sumber daya.

Lebih dari 20 Ribu Orang Didenda Rp 3,4 Juta karena Menyampah di Singapura

Namun sayangnya, ada beberapa masyarakat yang tidak sadar telah merusak alam. Bahkan akibat keserakahannya itu dapat mengakibatkan beberapa hal.

Chief Executive Officer and Conservation Director WWF Indonesia, Lukas Laksono mengatakan, ada akibat yang akan didapat jika tidak bisa menjaga alam. Untuk itu, upaya yang harus dilakukan adalah dengan cara menjaga warisan budaya yang begitu berharga.

Pabrik Beton di Jakbar Diduga Sebabkan Polusi Udara, Terancam Disanksi

"Semua orang ramai-ramai menyaksikan Jurassic World, mereka membayangkan bagaimana bentuk asli dinosaurus. Warnanya mirip dengan di film pun kita tidak tahu kebenarannya. Padahal ada warisan yang masih ada, kenapa kita tidak memberikan perhatian yang sama," kata Lukas saat ditemui di Jakarta, Jumat, 16 November 2018.

Lukas mencontohkan, salah satu warisan budaya yang harus dijaga ialah badak. Beberapa jenis badak terancam punah. Ia menyarankan masyarakat untuk senantiasa menjaganya, agar orang-orang di masa depan masih dapat melihatnya dan tidak berandai-andai dari fosil yang mereka lihat.

Dua Perusahaan yang Diduga Cemari Lingkungan di Jakarta Utara Operasinya di Setop

Tidak hanya spesies, habitat juga memerlukan perhatian yang lebih. Sebab, habitat tidak hanya menjadi rumah untuk satu spesies, namun bisa menampung keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, seperti hutan.

"Banyak sekali manfaat, ada yang bisa jadi bahan makanan, obat-obatan juga untuk masalah industri. Masih banyak yang belum kita manfaatkan karena belum semuanya dipelajari, nanti kalau sudah ditemukan bisa jadi solusi, apapun itu," katanya.

Ia mengatakan, pesan ini bukan semata-mata ditujukan untuk hutan, tapi pada individunya. Manusia tidak pernah merasa cukup dan tidak memiliki batas cukup, itu lah yang menjadi masalah. Kunci untuk melestarikan sumber daya adalah dengan moderasi 'perlu dan secukupnya'.

"Kalau sudah cukup maka jangan lagi eksploitasi secara berlebih, seperlunya saja. Kita harus menerapkan prinsip keberlanjutan dan salah satu yang terbaik adalah dengan mengurangi limbah," katanya.

Guna mempertahankan kualitas lingkungan, Lukas menyarankan untuk mengonsumsi yang baik dan lebih sedikit menghasilkan sampah. Contohnya dengan membeli botol minuman yang dapat digunakan kembali, bukan botol plastik murah yang akan menjadi tumpukan sampah karena hanya digunakan sekali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya