Sumber :
- spiegel.de
VIVAnews
- Penyadapan Australia kembali menyeruak dunia telekomunikasi Indonesia. Berkat bocoran terbaru dokumen mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward J Snowden.
Snowden membocorkan NSA bersama intelijen Australia,
Australia Signals Directorate (ASD), mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enkripsi induk yang digunakan operator seluler Telkomsel.
Sontak kabar ini langsung menjadi perbincangan hangat. Mengingat belum lama ini, badan intelijen Australia itu juga terungkap menyadap komunikasi seluler petinggi negara.
Menanggapi hal ini, CEO Telkomsigma Judi Ahmadi, Senin 17 Febuari 2014, menjelaskan bahwa penyadapan konteks itu terjadi pada frekuensi radio. Sementara itu, wilayah Telkomsigma berbeda, mengelola data center saja.
"Itu kan frekuensi. Kalau di data center, pembobolan data bisa terjadi. Tapi sepanjang ini, data center dipastikan aman," jelas Judi di Jakarta.
Judi menambahkan, jika sedikit saja terdapat pembobolan data pada data center, bisnis ini dapat terancam.
"Kalaupun terjadi (pembobolan data) reputasi bisnis ini langsung hancur. Yang terjadi paling data center mengalami Down, itu pun nggak main-main, bisa dianggap sabotase," terang dia.
Maka dari itu, Judi menyebutkan Facebook dan Google sangat menyadari pentingnya hal ini. Kedua perusahaan itu memprioritaskan data pelanggannya.
Ia menambahkan jika terjadi down pada data center, pengelola bisa langsung dipanggil pihak berwajib. Untuk itu agar menjaga keamanan data center dari pembobolan, Telkomsigma berkomitmen memperluas terus memantau managed service.
Judi mengatakan, keamanan masih menjadi isu nomor satu dalam bidang managed service. Untuk itu, tiap perusahaan yang menjalankan bisnis ini pasti sangat menjaga keamanan wilayah ini.
Telkomsigme merupakan anak perusahaan Telkom Group yang menjalankan portofolio Sistem integrasi, Data center dan managed service (SDM). (asp)
![Tamara Bleszynski dan Teuku Rassya]()
![img_title]()
Baca Juga :
Elon Musk Jangan PHP Indonesia Lagi
Sontak kabar ini langsung menjadi perbincangan hangat. Mengingat belum lama ini, badan intelijen Australia itu juga terungkap menyadap komunikasi seluler petinggi negara.
Menanggapi hal ini, CEO Telkomsigma Judi Ahmadi, Senin 17 Febuari 2014, menjelaskan bahwa penyadapan konteks itu terjadi pada frekuensi radio. Sementara itu, wilayah Telkomsigma berbeda, mengelola data center saja.
"Itu kan frekuensi. Kalau di data center, pembobolan data bisa terjadi. Tapi sepanjang ini, data center dipastikan aman," jelas Judi di Jakarta.
Judi menambahkan, jika sedikit saja terdapat pembobolan data pada data center, bisnis ini dapat terancam.
"Kalaupun terjadi (pembobolan data) reputasi bisnis ini langsung hancur. Yang terjadi paling data center mengalami Down, itu pun nggak main-main, bisa dianggap sabotase," terang dia.
Maka dari itu, Judi menyebutkan Facebook dan Google sangat menyadari pentingnya hal ini. Kedua perusahaan itu memprioritaskan data pelanggannya.
Ia menambahkan jika terjadi down pada data center, pengelola bisa langsung dipanggil pihak berwajib. Untuk itu agar menjaga keamanan data center dari pembobolan, Telkomsigma berkomitmen memperluas terus memantau managed service.
Judi mengatakan, keamanan masih menjadi isu nomor satu dalam bidang managed service. Untuk itu, tiap perusahaan yang menjalankan bisnis ini pasti sangat menjaga keamanan wilayah ini.
Telkomsigme merupakan anak perusahaan Telkom Group yang menjalankan portofolio Sistem integrasi, Data center dan managed service (SDM). (asp)
Terpopuler: Teuku Rassya Klarifikasi Tamara Bleszynski sampai Wendy Walters Punya Pacar Baru
Round-up dari kanal Showbiz pada Jumat, 17 Mei 2023. Salah satunya tentang Teuku Rassya yang klarifikasi soal ucapan ibunya, Tamara Bleszynski.
VIVA.co.id
18 Mei 2024
Baca Juga :
