Indonesia Belum Aman dari Jatuhnya Stasiun Antariksa China

Ilustrasi Stasiun Antariksa China Tiangong di orbit Bumi.
Sumber :
  • Dokumen CMSA

VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN kembali memperbaharui pengamatan stasiun antariksa China, Tiangong-1. Stasiun antariksa itu diperkirakan jatuh ke Bumi dalam waktu tidak lama lagi. 

Kemandirian China di Luar Angkasa

LAPAN memperkirakan, data pengamatan terbaru menunjukkan Tiangong-1 akan masuk atmosfer Bumi (re-entry) pada 1 April 2018 pukul 08.57 WIB dengan catatan kurang lebih 19 jam dari prediksi tersebut. Sebab, dari grafis yang ditunjukkan selama 19 jam dari waktu re-entry, lintasan Tiangong-1 ditunjukkan melewati area Indonesia.

Data dari Space-track menunjukkan, perkiraan lintasan Tiangong-1 pada 1 April 2018 pukul 08.27 hingga 09.27 WIB, Tiangong-1 masih akan melewati dekat wilayah Indonesia. 

Wahana Antariksa China Kirim Foto Berwarna dari Bulan

Dalam kesimpulan sementaranya, berdasarkan data terbaru, LAPAN mengatakan Indonesia belum aman dari kejatuhan Tiangong-1. 

Stasiun antariksa China itu pada Rabu dini hari 28 Maret terdeteksi melintasi langit Indonesia pada pukul 00.28 WIB. Situs pemantauan benda jatuh antariksa buatan LAPAN, Track-It mendeteksi Tiangong-1 melintasi Indonesia pada ketinggian 202 kilometer. 

Niat China Bikin Stasiun Luar Angkasa Internasional Tertunda

Ketinggian Tiangong-1 di langit Indonesia itu masih tak jauh dari sehari sebelumnya. Pada Selasa dini hari 27 Maret 2018, Tiangong-1 melintasi langit Indonesia pada ketinggian 198 kilometer. 

Dalam keterangannya di situs Pusat Sains Antariksa LAPAN, pada umumnya objek atau benda antariksa akan jatuh ke Bumi atau masuk ke atmosfer, jika pada ketinggian mencapai 122 kilometer. 

Prediksi terbaru dari peneliti sampah antariksa Prancis, Joseph Remis menunjukkan, stasiun antariksa milik China itu bakal jatuh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Stasiun antariksa tersebut bakal jatuh dari langit pada 1 April 2018.  

Tiangong-1 dalam masa operasionalnya telah mengalami setidaknya 14 kali penyesuaian ketinggian dengan menaikkan kembali ketinggian menggunakan mesin roketnya. Penyesuaian ketinggian terakhir dilakukan pada 16 Desember 2015. 

Tiangong-1 diluncurkan ke antariksa 7 tahun lalu. Selama mengorbit, astronaut China dua kali mengunjungi stasiun antariksa yang berukuran 10 meter itu. Kunjungan terakhir astronaut China ke Tiangong-1 yakni pada 2013.

Seiring berjalannya waktu, Tiangong-1 makin menurun fungsinya. Pada 4 Mei 2017, China melaporkan ke Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai, Tiangong-1 akan masuk kembali ke atmosfer Bumi. Kala itu, China melaporkan, wahana itu mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol sejak 16 Maret 2016. 

Sebagai gantinya, China mengirimkan Tiangong-2 ke antariksa pada 2016. Negeri Tembok Raksasa ini akan meluncurkan stasiun antariksa raksasa pada 2020-an.

Roket China Long March 2F.

China Kirim Pesawat Ruang Angkasa ke China Bersama 3 Taikonaut

China meluncurkan pesawat ruang angkasa Shenzhou 15 bersama tiga taikonot dari Kosmodrom Jiuquan, Provinsi Gansu barat laut. Mereka akan bekerja di orbit Bumi enam bulan.

img_title
VIVA.co.id
30 November 2022