Kominfo: Penyebaran Hoax Semakin Meningkat Menuju Mengkhawatirkan
- VIVA/Foe Peace Simbolon
VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan sejumlah cara untuk membuat milenial bisa menjauhi berita hoax. Mereka mengajak dengan cara bijak bermedia sosial. Apalagi milenial yang menggunakan media sosial mencapai 90 persen.
"Generasi muda harus mampu berpikir kritis terhadap semua konten yang ada di media digital," kata Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi, dalam keterangannya, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Hoax pun diprediksi semakin berkembang karena Indonesia akan menghadapi tahun pemilu. Gun Gun juga ingin mengajak masyarakat untuk memerangi penyebaran berita bohong. Sebaiknya informasi yang tidak jelas kebenarannya tidak dipercaya dan diperluaskan.
Dia juga menyebutkan bahwa hoax dibuat dengan menyentuh berita yang sedang panas di publik. Dengan begitu masyarakat menjadi bingung.
Pantauan Kominfo menyatakan bahwa penyebaran berita bohong mengalami peningkatan menuju mengkhawatirkan.
UU ITE sudah mengatur mengenai bahaya dan akibat hoax dalam Pasal 28 ayat (1). Tapi bila ada berita yang tidak benar bisa juga melakukan pelaporan lewat email cybercrimes@mail.kominfo.go.id dan juga melalui SMS ataupun layanan WhatsApp 082210101112.
Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Helmi Malik Bou menyebutkan bahwa informasi liar di media sosial bisa menjadi fenomena gunung es yang melebur. Ini karena pada platform, informasi datang dari mana saja. Namun, efeknya bisa jadi sangat buruk karena menumpuknya informasi tersebut.
"Inilah mengapa pentingnya masyarakat memahami apa arti media sosial itu sendiri adalah modal utama dalam menekan penyebaran hoax. Sikap bijaksana dalam bermedia sosial adalah saring sebelum sharing," kata dia.