Saat Pemerintah dan HTI 'Kompak' soal Khilafah

Peta perbincangan isu khilafah di media sosial
Sumber :
  • Facebook/Ismail Fahmi

VIVA – Listrik padam akhir pekan lalu menjadi sorotan publik di Indonesia. Putusnya pasokan listrik yang berdampak di banyak kota di Jawa itu membuat publik menyoroti kinerja PLN yang merupakan BUMN penting.

Percakapan media online dan media sosial, Drone Emprit menunjukkan dalam satu purnama terakhir topik kinerja BUMN menjadi perhatian warganet. Selain isu soal BUMN, topik lain yang menyedot perbincangan yakni soal khilafah. 

Pantauan Drone Emprit, dalam dua isu BUMN dan Khilafah, melahirkan tiga klaster besar yaitu klaster pro pemerintah, klaster oposisi dan klaster HTI. Kubu pemerintah dan HTI ‘kompak’ tentang isu khilafah. 

Pendiri dan analis Drone Emprit, Ismail Fahmi menuliskan, klaster HTI mengumpul dengan agenda dominan membincangkan soal khilafah. Selain itu, ternyata dalam sebulan terakhir ini klaster pro pemerintah lebih memilih ‘cerewet’ membicarakan isu khilafah. 

Berbeda dengan kedua klaster tersebut, dalam sebulan terakhir ini klaster oposisi lebih tertarik membincangkan isu BUMN. 

"Yang menarik oposisi dan HTI ternyata membentuk cluster sendiri-sendiri. Keduanya punya agenda masing-masing. Meski demikian tampak HTI nempel ke cluster oposisi," tulis Ismail di laman Facebooknya dikutip Senin, 5 Agustus 2019.

Ismail mengungkapkan dua isu itu menarik perhatian warganet tersebut. Buktinya dilihat dari volume percakapan. 

Data Drone Emprit menunjukkan, volume percakapan khilafah di Twitter mencapai 60 persen dalam sebulan terakhir ini, sedangkan perbincangan tentang BUMN mencapai 31 persen. 

Monitor Ancaman Jelang 2024, Nabil PDIP: Politik Identitas Harus Diantisipasi

Beda media sosial lain di media online. Ismail mengungkapkan, data Drone Emprit menemukan media online cenderung lebih tertarik membahas tentang BUMN (94 persen) dibanding isu khilafah (4 persen). 

"Saat ini, berdasarkan data 30 hari terakhir di atas, hanya oposisi yang banyak membahas soal BUMN. Yang pro pemerintah masih fokus pada isu khilafah," kata dia. 

Temuan Drone Emprit: Erick Thohir Dipercaya Mampu Majukan Indonesia

Heboh Pelsetkan Khilafah Jadi 'Khilafuck', Intip Profil Komisaris Pelni Dede Budhyarto

Ismail berpandangan isu tentang khilafah memang penting untuk terus menjaga keutuhan bangsa. Namun memantau kinerja BUMN juga isu penting lain yang perlu dilakukan oleh warganet pro maupun oposisi pemerintah.

"Kejadian yang menimpa salah satu BUMN penting yaitu PLN, di mana setrum berhenti mengalir selama 7 jam mungkin lebih ini harusnya menyadarkan kita bahwa kita juga butuh memiliki BUMN yang kuat. PLN yang performanya bagus, bisa menyediakan ketahanan pasokan listrik dalam kondisi apa pun," tulis Ismail. (ase)

Sekretariat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Barat di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih tetap eksis di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Februari 2024