Revolusi Industri 4.0, Pakta Integritas jadi Syarat Pembentukan SDM

Ilustrasi revolusi industri 4.0.
Sumber :
  • www.hkpc.org

VIVA – Era pendidikan yang dipengaruhi revolusi industri 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran.

Kasus TPPO Mahasiswa di Jerman, Polri Ajukan Red Notice ke Interpol

Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan.

Namun, tantangan selanjutnya ada pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi pemain utama atau menjadi pemain figuran, menjadi produsen atau lagi-lagi menjadi konsumen, menjadi pelaku atau hanya sebagai penonton saja.

Rektor UNU Gorontalo Resmi Dilaporkan Polisi atas Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Hal tersebut diakui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya, Indonesia saat ini berada di era disrupsi yang sulit ditebak dan penuh risiko.

"Teknologi akan memegang peranan penting dalam menghubungkan sekolah dan peserta didik di Indonesia," ungkapnya.

Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia

Rektor Universitas Matana, Arri Basuseno mengatakan, persoalan yang terjadi di dunia saat ini penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.

Semua kondisi itu harus dihadapi semua masyarakat. Menurutnya, faktor SDM sangat menentukan keberhasilan banyak negara berkembang dan maju.

Dengan demikian, para mahasiswa didorong wajib memiliki bekal untuk menghadapi era megatrends yang menimbulkan kompleks dan ketidakpastian dalam banyak aspek.

"Era megatrends adalah era di mana kondisi serba tidak pasti. Itu sangat mempengaruhi semua sektor. Kami siap merespons perubahan global dengan mempersiapkan SDM yang siap berkompetensi di regional hinggal global,” ujarnya, di sela-sela acara wisuda 106 mahasiswa Universitas Matana dari 7 fakultas.

Sejak 2014, Universitas Matana telah mendidik calon-calon eksekutif bisnis dan pemimpin masa depan dalam berbagai bidang ilmu, dengan memberi penekanan yang seimbang antara pengetahuan akademik, pengembangan kemampuan soft skills dan pembentukan karakter mahasiswa yang bersifat menyeluruh.

Menurut Arri, pada era Revolusi Industri 4.0, lulusan Universitas Matana harus memiliki tiga karakteristik. Pertama adalah moralitas dan integritas. Kedua, pemahaman akan pengetahuan juga penguasaan terhadap ilmu yang diraih. Ketiga yaitu kemampuan untuk berkolaborasi dengan orang lain.

Ia juga mengingatkan bagi setiap mahasiswa yang baru bergabung diberi lembar komitmen berupa pakta integritas. "Pakta integritas ini harus ditandatangani mahasiswa," jelas Arri.

Isinya, lanjut dia, apabila lulusan Universitas Matana terbukti merugikan pihak lain, dan atau, bahkan tersangkut kasus hukum, maka gelar kesarjanannya akan dicabut. "Ini membuktikan bahwa kami ingin mencetak lulusan yang memiliki nilai,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya