Apple Ternyata Pelopor Dark Mode

VIVA – Sejak beberapa tahun lalu dunia tampaknya menginginkan sesuatu yang lebih gelap. Bukan hanya dalam arti otoriterisme, namun juga secara harfiah. Banyak yang menginginkan dark mode atau mode gelap pada layar, baik ponsel maupun perangkat yang ada di meja kerja.

Dikutip dari situs Mashable, Kamis, 5 Maret 2020, dimulai sejak tahun lalu, tepatnya lewat iOS 13, Apple resmi membuat jutaan iPhone menjadi gelap. Kemudian, disusul Google melakukan hal yang sama lewat Android Q.

Penerapan fitur dark mode ini akhirnya diikuti oleh platform teknologi lainnya seperti Gmail, Slack, Soundcloud, Microsoft Office versi mobile, Google Chrome, dan yang paling terbaru adalah aplikasi pesan instan milik Facebook, WhatsApp.

Mode gelap ini juga sudah diadopsi MacOS sejak 2018 dan bisa digunakan seluruh edisi di tahun berikutnya. Sedangkan, Twitter ternyata belum puas memiliki warna yang agak gelap, abu-abu dan biru, pada tahun lalu mereka mengubahnya menjadi hitam.

Raksasa media sosial Facebook malah lebih lambat mengikuti tren ini. Kabarnya mereka masih melakukan uji coba. Sedangkan, platform Instagram hanya bisa mengaktifkan dark mode jika ponsel pengguna sudah berjalan di iOS 13 atau Android 10.

Hingga saat ini sudah sekitar 92 aplikasi dan layanan populer yang memiliki penawaran dark mode. Tren ini kemungkinan karena pengguna ponsel sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan cahaya di layar ponsel. Terlebih semakin ke sini ukuran layar ponsel juga semakin besar.

Mode gelap bukan sekadar perhatian terhadap pengguna teknologi, namun juga bisa membantu manusia tidur lebih lama karena memblokir beberapa lampu LED biru yang diklaim membuat mata tetap terjaga di malam hari. Keuntungan lain adalah dark mode bisa menghemat baterai ponsel.

Halaman Selanjutnya

Dalam acara Google I/0 2019 mereka mengatakan tema Android mode gelap bisa mengurangi konsumsi baterai di beberapa aplikasi hingga 60 persen dengan layar OLED dan AMOLED.