Facebook dan YouTube Melihat Virus Corona dari Kacamata Bisnis

Tenda Isolasi Sementara & Antisipasi Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Facebook dan YouTube memiliki cara pandang sendiri mengenai wabah Virus Corona COVID-19. YouTube misalnya. Mereka mengaku telah selesai mengulas kembali pedoman periklanan terkait Virus Corona. Kini, para pembuat konten dapat menghasilkan uang dengan memonetisasi iklan terkait topik pandemi tersebut.

Sang Anak Minta Transfer Uang ke Jemaat, Sumber Penghasil Pendeta Gilbert Jadi Sorotan

Dilansir dari situs Independent, Minggu, 15 Maret 2020, platform streaming video milik Google itu sebelumnya menghapus iklan dari video yang berkaitan dengan COVID-19 pada bulan lalu. Keputusan ini dikeluhkan oleh para YouTuber yang ingin mendefinisikan wabah mematikan itu.

Isi pedoman itu disebutkan bahwa Virus Corona sebagai topik sensitif dan diputuskan tidak ramah bagi pengiklan. Dalam sebuah keterangan resmi, CEO YouTube Susan Wojcicki menguraikan pedoman terbaru mereka.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Kebijakan terkait konten sensitif kami rancang untuk diterapkan pada peristiwa jangka pendek yang jumlahnya signifikan, seperti bencana alam. Masalah ini semakin menjadi penting dan berkelanjutan," ujarnya. 

Susan ingin memastikan organisasi dan pencipta berita bisa terus memproduksi video yang berkualitas secara terus-menerus. Kemudian iklan hanya bisa diaktifkan di saluran terpilih, seperti sumber berita dan otoritas lainnya.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

"Ini tetap menjadi prioritas utama kami untuk memberi informasi kepada pengguna dengan cara yang bertanggung jawab. Dari awal wabah ini kita telah berusaha menghindari kesalahan informasi," ungkap dia.

Menurut Susan, membagikan konten yang dapat dipercaya sangat penting karena keadaan yang genting. Wojcicki akan terus memastikan YouTube memberikan informasi yang akurat untuk pengguna setia mereka.

Sementara itu, Facebook Indonesia mulai melakukan larangan iklan masker dan obat yang diklaim bisa menangkal Virus Corona di platformnya. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari. "Sudah mulai kita lakukan bertahap di Indonesia," ujar Ruben saat ditemui di Jakarta.

Ia berharap jika kebijakan ini bisa dilakukan lagi lebih agresif di masa depan. Namun, Ruben mengaku belum mengetahui berapa jumlah iklan masker dan obat-obatan yang sudah diturunkan oleh Facebook, dia beralasan jika kebijakannya masih sangat baru.

Ruben juga mengimbau masyarakat yang menemukan iklan soal masker dan obat-obatan penangkal Corona yang muncul di platform bisa langsung dilaporkan. "Sesuai dengan Kebijakan Global, kita akan me-removed konten-konten tersebut," tuturnya.

Dikutip laman The Verge, Facebook memutuskan melarang sementara iklan untuk masker wajah medis. Ini dilakukan dengan kekhawatiran adanya eksploitasi terkait COVID-19.

Sebelumnya, Facebook juga mengumumkan larangan iklan produk medis yang mengatakan jika produk mereka hadir dalam jumlah terbatas. Selain itu juga dalam kategori barang yang mempromosikan obat palsu ataupun metode pencegahan Virus Corona COVID-19. Kebijakan yang sama juga berlaku di Instagram, salah satu grup Facebook.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya