Lama-lama di Luar Angkasa Bisa Bikin Otak Manusia Berubah

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sumber :
  • Popular Science

VIVA – Keinginan untuk pergi ke luar angkasa tampaknya perlu dipikir ulang. Karena ada sebuah fakta yang menyebutkan jika menghabiskan waktu di luar angkasa bisa mengubah otak manusia.

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Dari situs Space, Kamis, 16 April 2020, peneliti telah melakukan studi bagaimana penerbangan ke luar angkasa bisa mempengaruhi fisiologi dan kesehatan manusia. Dalam studi ditemukan banyak cara kalau luar angkasa mengubah tubuh kita.

Studi yang paling terbaru menunjukkan bahwa pesawat luar angkasa memiliki peran mempengaruhi otak manusia dengan cara yang aneh dan tidak biasa. Bahkan bisa merusak penglihatan asronot dalam jangka waktu yang cukup lama.

Astronot Muslim yang Sudah Mencicipi Luar Angkasa, Ada Sultan Beneran

Beberapa astronot telah melaporkan masalah penglihatannya setelah perjalanan ke luar angkasa. Evaluasi yang dilakukan tim medis menemukan saraf optik mereka membengkak dan beberapa mengalami pendarahan pada retina serta sejumlah perubahan struktural pada indera penglihatannya.

Ilmuwan menduga masalah ini disebabkan oleh tekanan di kepala selama masa penerbangan. Larry Kramer, dalam studi menemukan bahwa tekanan ini meningkatkan gaya berat mikro. 

Kain Kafan Sutra Dipakai untuk Bungkus Jenazah di Luar Angkasa

Tim melakukan MRI pada otak kepada 11 astronot sebelum mereka melakukan perjalanan ke luar angkasa sampai kembali setelah satu tahun di sana. Hasilnya menunjukkan otak membengkak dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang volumenya meningkat.

Kelenjar hipofisis yang ada di dalam otak juga berubah menjadi padat. Efek seperti ini masih mereka rasakan meskipun sudah lewat satu tahun dari kepulangan mereka.

Perlu studi lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana gaya berat mikro mempengaruhi otak astronot dan bagaimana mereka jadi berbeda dengan manusia lainnya.

"Tanpa gravitasi cairan dalam tubuh kita tidak beredar secara merata, hanya bergerak di kepala tanpa mengalir ke kaki. Itu bukan sesuatu yang biasa kita alami di Bumi, kecuali jika kamu berdiri di atas tanganmu," ungkap Larry.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya