Jumlah Hoax Naik Drastis Tahun Ini

Ilustrasi hoax.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Indonesia dikatakan masih menjadi tempat pertarungan antara fakta dan hoax. Sayangnya, kenaikan pengguna media sosial setiap tahunnya diikuti dengan jumlah kenaikan hoax, menurut Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji Eko Nugroho.

Awas Hoaks, Ayu Dewi Tegaskan Gak Pernah Jadi MC Peluncuran Jet Pribadi Sandra Dewi dan Harvey Moeis

"Kita lihat, di 2018 diwarnai dengan 1.000 hoax yang beredar. Kemudian 2019 bertepatan dengan Pemilu, mengalami kenaikan sampai 1.200 hoax," ujarnya dalam konferensi virtual 'Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri', dikutip Jumat 20 November 2020.

Tahun ini seluruh dunia mengalami pandemi virus COVID-19, sehingga jumlah kabar bohong meningkat drastis menjadi 2024 hingga November 2020. Tidak hanya karena pandemi, tapi juga diwarnai soal Pilkada hingga isu Omnibus Law Cipta Kerja.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

"Dari catatan kami, 2024 hoax itu tersebar di beberapa platform, paling banyak Faebook, kemudian Twitter dan WhatsApp," jelas Septiaji.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komunikasi WhatsApp APAC, Sravanthi Dev mengatakan, platform perpesanan singkat itu berkomitmen memberantas isu disinformasi. Oleh sebab itu mereka terus-menerus memperbarui produknya guna berkontribusi terhadap tantangan sosial ini.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Anak perusahaan Facebook ini meluncurkan kampanye Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri. Mereka mengajak masyarakat atasi hoax dengan tiga langkah mudah, yakni Amati konten pesan, Baca sampai habis, dan Cek sumber informasi.

WhatsApp juga telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi hoax. Mereka memiliki mesin pembelajaran untuk memblokir akun yang disinyalir penyebar spam, Setiap bulannya mereka melakukan pemblokiran sebanyak dua juta akun.

Di Tanah Air, mereka bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan International Fact Checking Network dalam peluncuran chatbot.

“Dengan chatbot ini, kami berharap dapat memberikan cara efisien dan mudah kepada jutaan pengguna WhatsApp di Indonesia untuk memverifikasi informasi yang mereka terima. Dengan begitu, semua orang bisa berperan dalam menekan disinformasi,” ujar Septiaji.

Baca juga: Ada Promo Kuota 5GB Seharga Rp1, Begini Cara Dapatkannya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya