Swedia Blokir Huawei, Ericsson Takut China

Huawei.
Sumber :
  • Technology News

VIVA – Huawei merupakan satu dari produsen utama di dunia yang menciptakan dan menjual teknologi 5G. Dua lainnya yaitu Ericsson dan Nokia, yang diklaim memiliki keunggulan teknologi generasi kelima atas Huawei. Meski begitu, Ericsson seperti kehilangan lawan sejak Huawei dilarang. Salah satunya Swedia yang merupakan markas besar Ericsson.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Kepala Eksekutif Ericsson, Borje Ekholm, mengungkapkan ketidaksenangannya kepada pemerintah Swedia atas larangan Huawei berpartisipasi dalam konstruksi 5G. Ericsson diketahui menerima pemasukan yang cukup besar dari penjualan produknya di China, yaitu sekitar 10 persen dari total penjualan.

Baca: Bocoran Spek Ponsel Pintar Huawei P50 Pro, Layarnya Lebih Kecil

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

"Kami justru khawatir akan ada aksi balasan yang justru membuat kami menghadapi nasib yang sama di China. Pasar China adalah prioritas jadi kami sangat vokal tentang posisi tidak adil yang dialami kompetitor kami," ungkap Ekholm, seperti dikutip dari situs GSM Arena, Rabu, 6 Januari 2021.

Sebagai bentuk dukungan, Ericsson telah mencoba menyewa pengacara untuk membantu Huawei dalam proses gugatan terhadap larangan tersebut di pengadilan. Bukan itu saja, Ekholm juga dilaporkan mencoba membujuk Menteri Perdagangan Internasional Swedia Anna Hallberg untuk membuka pemblokiran terhadap Huawei dan ZTE.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Pemblokiran diputuskan oleh Swedish Post and Telecom Authority (PTS), setelah adanya pertimbangan dari pihak militer dan kepolisian Swedia terhadap penggunaan peralatan yang dibuat oleh perusahaan swasta yang diduga dekat dengan pemerintahan China.

Dengan demikian, seluruh perusahaan telekomunikasi di Swedia untuk tidak diperbolehkan lagi menggunakan peralatan 5G buatan Huawei dan ZTE pada awal 2025. Swedia adalah satu dari beberapa negara yang memblokir Huawei. Negara lainnya adalah Australia, Selandia Baru, Jepang, Taiwan, dan tentunya Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, banyak yang memprediksi bahwa apabila AS di bawah Presiden Terpilih Joe Biden, maka blokir Huawei akan dibuka. Pada pertengahan November tahun lalu, Ericsson mengaku sebagai salah satu pihak yang merasa kecewa.

Raksasa telekomunikasi dan penyedia jaringan asal Swedia mengaku akan merugi jika hal itu benar-benar terjadi. Ericsson memberitahu ke para investornya jika AS dan Huawei berbaikan akan membuatnya merugi.

"Ketidakpastian geopolitik dan perdagangan yang berlangsung dari berbagai faktor mungkin memiliki dampak buruk pada bisnis, operasi, prospek bisnis Ericsson. Dan ini berakibat negatif kepada hasil operasi, kondisi keuangan, dan kemampuan untuk memenuhi target," demikian menurut keterangan resmi Ericsson, seperti dilansir dari The Register.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya