Logo ABC

Orang yang Aktif Cek Fakta Informasi Masih Juga Sebarkan Berita Bohong

Sebuah survei yang melibatkan pembaca buletin CoronaCheck menemukan sebagian dari mereka masih menyebarkan informasi salah meski sering mengecek kebenarannya. (ABC News: Gian De Poloni)
Sebuah survei yang melibatkan pembaca buletin CoronaCheck menemukan sebagian dari mereka masih menyebarkan informasi salah meski sering mengecek kebenarannya. (ABC News: Gian De Poloni)
Sumber :
  • abc

[graph2]

Dr Saling juga mencatat bahwa meski pun informasi tidak benar dibagikan untuk agar yang bersangkutan menemukan kebenarannya dan tidak ada maksud menyesatkan orang lain, hal ini masih "sangat bermasalah" dan berisiko menyebabkan kepercayaan salah pada orang lain.

"Kenyataan bahwa pelanggan kami menyebarkan informasi yang kebenarannya patut dipertanyakan menunjukkan bahwa masih ada banyak orang yang tidak menyadari betapa bermasalahnya membagikan berita bohong dan informasi yang salah," katanya.

Russell Skelton, direktur RMIT ABC Fact Check, mengatakan survei ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak atas literasi media di antara pengguna aktif platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.

"Kami tahu bahwa sebagian besar pembaca berita di Australia mendapatkan berita dari media sosial dibanding media lama," katanya.

"Ini adalah sebuah tren yang memicu banjirnya disinformasi seputar pandemi COVID-19 yang mengancam kesehatan dan keselamatan publik," katanya. .

Mengajarkan pengguna media sosial keterampilan agar jauh lebih cerdas dalam memilih informasi apa yang harus dibagikan, serta mengajarkan keterampilan dasar untuk memilah fakta dari fiksi adalah "tantangan yang akan terus ada", menurut Skelton.