Ilmuwan Dibuat Kepo, Apa Kaitannya Ganja dengan Kualitas Tidur?

Ganja dan tidur lelap.
Sumber :
  • Medium

VIVA – Sebuah studi dalam skala besar mengatakan bahwa ganja memiliki efek pada durasi dan kualitas tidur. Para ilmuwan juga mempertanyakan reputasi obat tersebut sebagai pilihan sebelum tidur.

Ladang Ganja 2 Hektare Siap Panen Ditemukan di Mandailing Natal

Data tentang penggunaan ganja dan durasi tidur untuk 21.729 orang dewasa ini diperoleh berdasarkan survei dari US National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), National Center for Health Statistics (NCHS), dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Studi yang dipimpin oleh para peneliti di University of Toronto di Kanada ini ingin menentukan hubungan antara penggunaan ganja dan durasi tidur dalam sampel yang representatif secara nasional di Amerika Serikat (AS).

Peneliti Australia Pelajari Potensi Ganja sebagai Obat Obesitas

Peserta diminta untuk melaporkan rentang usia, ras, jenis kelamin, pendidikan pasca sekolah menengah, rata-rata jam kerja per minggu, dan variabel terkait kesehatan lainnya, seperti dikutip dari laman Science Alert, Kamis, 9 Desember 2021.

Kategori durasi tidur dibagi sebagai pendek, optimal atau panjang. Tidur pendek didefinisikan kurang dari 6 jam sementara tidur panjang didefinisikan lebih dari 9 jam rata-rata pada malam hari.

Kemenkumham DKI Bantah Ada Biaya Alas Tidur di Lapas Cipinang

Ukuran kualitas tidur juga merupakan bagian dari survei, dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan tidur, kemampuan untuk tetap tidur, tidur terlalu banyak dalam dua minggu terakhir, dan apakah peserta telah berkonsultasi dengan dokter tentang masalah tidur.

Untuk penggunaan ganja, peserta didefinisikan sebagai 'pengguna' jika mereka telah menggunakan ganja dalam 30 hari terakhir. Total pengguna ini menjadi 3.132 individu atau 14,5 persen dari orang yang disurvei.

Para pengguna ini kemudian dikategorikan lebih lanjut ke dalam seberapa banyak mereka merokok dalam 30 hari terakhir, di mana penggunaan sedang kurang dari 20 kali, dan penggunaan berat lebih dari 20 kali.

Sebanyak 34 persen pengguna ganja tidur kurang dari 6 jam per malam jika dibandingkan dengan non-pengguna dan 56 persen melaporkan tidur lebih dari 9 jam.

Pengguna ganja juga lebih mungkin mengalami kesulitan tidur, tetap tertidur, tidur terlalu banyak dalam dua minggu terakhir.

Mereka juga pernah memberi tahu dokter tentang masalah tidur. Namun, efek ganja ini tidak dikaitkan dengan seringnya kantuk di siang hari.

"Kami menentukan ada kemungkinan efek antara frekuensi penggunaan ganja dan durasi tidur. Pengguna berat berada pada risiko terbesar dari durasi tidur malam yang ekstrem dibandingkan dengan non-pengguna," ungkap para ilmuwan.

Para ilmuwan ingin melihat sekilas hubungan antara gangguan tidur dengan penggunaan, terutama karena semakin banyaknya ketersediaan ganja.

Mereka berspekulasi bahwa penggunaan ganja berulang membuat tubuh menjadi lebih terbiasa dengan obat dan malah meningkatkan gangguan tidur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya