Bukan COVID-19, Rusia was-was sama Virus Purba

Perubahan iklim.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pandemi COVID-19 diketahui membuat semua negara di dunia kalang kabut. Virus Corona jenis baru tersebut menjelma menjadi 'monster' bagi manusia di seluruh dunia selama hampir dua tahun.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Tapi, Rusia mengingatkan akan bahaya virus dan bakteri lainnya di masa depan. Dan, itu bukanlah COVID-19.

Lantas apa? Mencairnya lapisan es akibat pemanasan global tidak hanya menyebabkan pelepasan gas metana dan potensi kehancuran infrastruktur di Kutub Utara, tapi juga dapat menyebabkan bakteri dan virus purba bangkit kembali.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Diplomat Senior Rusia Nikolay Korchunov mengungkapkan jika negaranya sudah mengusulkan proyek keamanan hayati ke Dewan Arktik, sebuah forum antar pemerintah yang terdiri dari delapan negara yang memiliki kedaulatan atas tanah di dalam lingkaran Arktik.

“Ada risiko bakteri dan virus purba terbangun. Karena itu, kami memprakarsai proyek keamanan hayati di dalam Dewan Arktik. Kami akan mengerjakan seluruh rangkaian tugas yang berisiko dan berbahaya yang terkait dengan cairnya lapisan es dan penularan penyakit di masa depan," kata dia, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu, 15 Desember 2021.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Korchunov bukan yang pertama menunjukkan efek samping dari perubahan iklim. Awal tahun ini, Ilmuwan Rusia Sergei Davydov memperingatkan bahwa mencairnya lapisan es dapat membawa ekosistem purba ke permukaan, termasuk virus dan bakteri.

Davydov mengatakan bahwa sebagian besar wilayah Rusia adalah lapisan es yang belum mencair dalam kurun waktu jutaan tahun. Beberapa virus purba yang ada di dalamnya berpotensi sangat membahayakan kehidupan manusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi lebih blak-blakan tentang perubahan iklim dan telah berulang kali memperingatkan bahaya pemanasan global pada ekosistem dan lingkungan negara itu, termasuk mencairnya lapisan es.

Berbicara di Klub Diskusi Valdai pada 2020, Putin mencatat bahwa 65 persen wilayah negara itu terdiri dari lapisan es, dan setiap perubahan ekologis akan memiliki konsekuensi besar bagi infrastruktur Rusia dan dapat berdampak besar terhadap ekonomi negeri Beruang Putih tersebut.

“Ini (perubahan iklim) mempengaruhi sistem perpipaan, distrik perumahan yang dibangun di atas lapisan es, dan lain sebagainya. Jika sebanyak 25 persen dari lapisan es di dekat permukaan menyusut maka tiga atau empat meter akan mencair pada tahun 2100. Kita akan merasakan efeknya yang sangat kuat," tegas Putin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya