Prediksi Mengerikan Superkomputer soal Kepunahan Massal di Bumi

Ilustrasi kiamat.
Sumber :
  • World Anvil

VIVA Tekno – Sebuah prediksi yang dibuat oleh superkomputer Eropa telah menempatkan Bumi pada lintasan waktunya yang akan mengalami peristiwa kepunahan massal pada tahun 2100, jika keadaan Bumi terus memburuk.

Masuk Jadi 7 Kontributor Pajak Terbesar, BUMI Raih Penghargaan Kemenkeu

Menggunakan pemodelan yang akurat secara ilmiah, superkomputer diberi data untuk mensimulasikan peristiwa berbagai Bumi sintetis yang dipenuhi dengan spesies flora dan fauna virtual yang menampung lebih dari 15.000 jaring makanan. 

Sistem tersebut kemudian diminta untuk memprediksi nasib spesies tersebut mengingat dampak perubahan iklim dan dampak aktivitas saat ini terhadap lingkungan, menurut situs Mashable SE Asia, Rabu, 25 Januari 2023.

KPC Sulap Lahan Bekas Tambang Jadi Peternakan Sapi Terpadu

Dalam kesimpulan yang menakutkan, hasil menunjukkan bahwa 10 persen dari semua tumbuhan dan hewan dapat musnah pada tahun 2050, dengan persentase meningkat menjadi 27 persen pada tahun 2100.

Banyak sekali spesies yang akan punah dan itu pantas disebut sebagai peristiwa 'kepunahan massal keenam' planet kita. Tim menjelaskan bagaimana faktor 'kepunahan bersama' juga dipertimbangkan.

Grup BUMI Borong 9 Penghargaan Terbaik di CSR dan PDB Awards 2024, Langsung Diserahkan Wapres RI

Ilustrasi kepunahan massal Triassic - Jurassic.

Photo :
  • U-Report

Kepunahan bersama didefinisikan sebagai spesies yang akan punah ketika spesies lain yang menjadi tempat bergantungnya untuk bertahan hidup musnah, dan penulis studi Profesor Corey Bradshaw dari Universitas Flinders di Adelaide, Australia mengatakan bahwa kita harus memikirkannya dalam hal kehilangan spesies predator, mangsa alami untuk perubahan iklim.

"Hilangnya mangsa adalah 'kepunahan primer' karena langsung menyerah pada gangguan. Tapi tanpa makan, predatornya juga akan punah yang jadi kepunahan bersama," katanya.

"Atau bayangkan parasit kehilangan inangnya karena penggundulan hutan, atau tanaman berbunga kehilangan penyerbuknya karena menjadi terlalu hangat. Setiap spesies bergantung pada yang lain dalam beberapa cara hidup," jelas Bradshaw.

Dia juga mengatakan bahwa hasilnya telah menunjukkan bagaimana hubungan dalam jaring makanan tersebut menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati yang semakin parah, dan memperingatkan tentang bagaimana banyak spesies yang dapat kita lihat hari ini masuk dalam buku sejarah.

"Anak-anak yang lahir hari ini, yang hidup hingga usia 70-an akan menyaksikan hilangnya ribuan spesies tanaman dan hewan, dari anggrek kecil dan serangga terkecil, hingga hewan ikonik seperti gajah dan koala, semuanya dalam satu masa hidup manusia," katanya.

Ini bukan jenis peringatan pertama yang dikeluarkan oleh para ahli. Sebelumnya para ilmuwan mengatakan bahwa manusia telah merusak 97 persen daratan Bumi. Sementara yang lain bahkan memperingatkan bahwa peradaban manusia dapat runtuh pada tahun 2050 akibat pemanasan global.

Buku tabungan 'menabung dengan sampah' di Sangatta

Kurangi Sampah Domestik, Begini Strategi KPC Dukung Sistem Pengolahan Kompos di Sangatta

PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) punya cara tersendiri dalam upaya mengurangi sampah domestik di Kabupaten Kutai Timur.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024