Fenomena Bulan Salju Akan Menghiasi Langit Malam Ini

Supermoon
Sumber :
  • U-Report

VIVA Tekno – Fenomena Bulan Salju akan menghiasi langit. Nama tersebut berasal dari tradisi Amerika Utara. Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) menjelaskan bahwa Almanak Petani Maine mulai menerbitkan nama 'India' untuk Bulan Purnama pada 1930-an di mana nama-nama itu sekarang dikenal dan digunakan secara luas.

NASA Sebut Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Begini Penjelasannya

Almanak ini diambil dari suku-suku di Amerika Serikat bagian timur laut yang menyebutnya sebagai Bulan Salju atau bulan badai karena bertepatan dengan salju lebat.

Menurut data dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, Februari tetap menjadi bulan paling bersalju dalam setahun di Amerika Serikat, tepatnya sebelum Januari, melansir dari situs Express, Senin, 6 Februari 2023.

Luar Dalam Bulan Akhirnya Terkuak

"Cuaca buruk dan badai salju yang lebat membuat perburuan menjadi sulit, sehingga Bulan ini juga disebut bulan kelaparan. Beberapa sumber mencantumkan bulan serigala sebagai nama Eropa kuno untuk bulan purnama ini," jelas NASA.

Nama Eropa lainnya adalah bulan lilin, yang diikat ke Candlemas pada 2 Februari. Candlemas juga dikenal sebagai Pesta Persembahan Yesus Kristus adalah hari raya umat Kristiani yang memperingati persembahan Yesus di Bait Allah, seperti yang dijelaskan dalam Lukas 2:22–40.

Perburuan Alien Belum Usai, Kawan

Fenomena Supermoon di Berbagai Belahan Dunia

Photo :
  • Antara/Irwansyah Putra

Sementara untuk kenampakan di Indonesia, Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Ini jadi kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya, menurut situs Langit Selatan.

Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam. Satelit alami Bumi itu sedang berada pada jarak terjauh dari planet kita hingga Bulan tampak tujuh kali lebih kecil dan 15 persen lebih redup dibanding rerata ukuran dan kecerlangan Bulan.

Bulan penuh biasanya terjadi sebulan sekali atau lebih tepatnya setiap 29,53 hari. Itu terjadi ketika Bumi terletak di antara Matahari dan Bulan sedemikian rupa sehingga belahan Bulan yang menghadap kita diterangi sepenuhnya.

Sementara Bulan Purnama sering dianggap sebagai fase bulan yang bertahan selama satu malam atau lebih, secara teknis ini adalah saat yang tepat ketika Bulan Muda berakhir dan memudarnya dimulai.

Supermoon atau secara teknis dikenal sebagai perigee syzygy adalah nama yang diberikan untuk Bulan Purnama yang terjadi saat Bulan berada di perigee, titik terdekatnya dengan Bumi pada orbit elipsnya pada jarak sekitar 226.000 mil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya