Aktivitas Otak Bisa Jelaskan Pengalaman Sebelum Meninggal Dunia

Ilustrasi kematian.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Tekno – Apa yang terjadi setelah kita mati? Itu adalah pertanyaan yang tidak akan pernah bisa dijawab oleh yang hidup di antara kita. Akan tetapi, untuk apa yang terjadi ketika kita mati maka itu adalah teka-teki yang tengah dipecahkan ilmuwan.

Teka-teki Tewasnya Brigadir RAT, Polisi Bakal Bongkar Isi SMS Korban dengan Istri

Para peneliti yang mengamati otak pasien sekarat telah melaporkan lonjakan aktivitas yang serupa dengan yang terlihat saat bermimpi dan pada pasien kejang selama halusinasi dan pengalaman 'keluar dari tubuh'.

Studi ini dapat membantu menjelaskan pengalaman 'hampir mati' yang dilaporkan hingga seperlima dari korban serangan jantung, terlepas dari latar belakang budaya atau agama.

Sebabkan Kematian Mendadak, Waspadai Tanda Aneurisma Aorta

Sebuah tim dari University of Michigan menganalisis fungsi jantung dan otak menggunakan sinyal elektrokardiogram (EKG) dan elektroensefalogram (EEG) pada empat pasien koma setelah penarikan dukungan ventilasi.

Dua dari pasien menunjukkan peningkatan pesat di area otak yang dikenal sebagai 'zona panas', yang dianggap penting untuk proses kesadaran.

Istri Tak Percaya Brigadir Ridhal Ali Tewas Bunuh Diri: Janggal Sekali, Sangat Tidak Mungkin

Peningkatan gelombang gamma yang terdeteksi oleh EEG dirangsang oleh hipoksia global –kekurangan oksigen setelah ventilasi dihilangkan– sementara detak jantung mereka juga meningkat.

Menulis di The Proceedings of the National Academy of Sciences, tim tersebut mengatakan persepsi internal dari cahaya terang atau wajah yang dikenal yang dilaporkan oleh orang yang selamat dari kematian klinis menunjukkan kapasitas yang terjaga di otak yang sekarat untuk memproses penglihatan yang dihasilkan secara internal.

Singkatnya, saat-saat sebelum kematian mungkin lebih jelas daripada sekadar memudar menjadi hitam, mengutip dari situs Metro, Rabu, 3 Mei 2023.

Ilustrasi mati suri.

Photo :
  • Scientificamerican

Tim yang dipimpin oleh Jimo Borjigin, menyelidiki apakah aktivitas gamma mungkin disebabkan oleh pasien yang menderita kejang akibat kekurangan oksigen.

Akan tetapi, data EEG lain tidak menunjukkan bukti yang mendukung teori tersebut meskipun kedua pasien sebelumnya menderita kejang dalam hidup mereka.

Namun, tim sangat menekankan bahwa hasil tidak membuktikan bentuk pemikiran atau kesadaran apa pun pada saat kematian karena pasien tidak dapat bertahan untuk melaporkan pengalaman mereka.

"Betapa jelas pengalaman yang muncul dari otak yang disfungsional selama proses kematian. Itu adalah sebuah paradoks ilmu saraf," kata rekan penulis George Mashou.

Menurutnya, Borjigin telah memimpin penelitian penting yang membantu menjelaskan mekanisme neurofisiologis yang mendasarinya.

Keempat pasien dalam penelitian ini telah ditentukan di luar bantuan medis. Keluarga mereka memberikan izin untuk pencabutan alat bantu hidup. Studi sebelumnya pada hewan juga menunjukkan aktivitas gelombang gamma tingkat tinggi sebelum kematian.

"Bukti empiris yang disajikan dalam penelitian ini sangat menunjukkan bahwa otak manusia yang sekarat dapat diaktifkan," kata tim tersebut dalam kesimpulan.

Studi ini meletakkan dasar untuk penyelidikan lebih lanjut tentang kesadaran selama serangan jantung, yang dapat berfungsi sebagai sistem model untuk mengeksplorasi mekanisme kesadaran manusia.

oS46y5WZKYA

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya