VIVA Tekno – Twitter menuduh perusahaan Mark Zuckerberg , Meta , telah mencuri rahasia dagang untuk mengembangkan situs microblogging barunya, Threads , menandai langkah pertama perusahaan dalam pertengkaran yang diperdebatkan di antara raksasa media sosial.
Namun, pakar hukum menyatakan bahwa Twitter akan menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengejar gugatan semacam itu, mengutip situs Live Mint, Senin, 10 Juli 2023.
Menurut sebuah laporan, Twitter mengirim surat pada hari Rabu kemarin, menuduh Meta memanfaatkan rahasia dagangnya dalam pengembangan platform media sosial terbarunya.
Dalam surat tersebut, Twitter menuntut agar Meta berhenti menggunakan informasi rahasia tersebut. Perusahaan Elon Musk lebih lanjut mengklaim bahwa pesaingnya telah merekrut banyak mantan karyawan Twitter yang diduga menyimpan perangkat dan dokumen yang tidak sah dari waktu mereka di Twitter.
Selain itu, Twitter menegaskan bahwa Meta sengaja menugaskan orang-orang ini untuk mengerjakan Threads. Pengajuan gugatan potensial tetap tidak pasti pada tahap ini.
Threads.
- Misrohatun Hasanah
Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara Meta, Andy Stone menyatakan dalam posting Threads pada hari Kamis bahwa tidak ada anggota tim teknik yang terlibat dengan platform tersebut yang sebelumnya bekerja untuk Twitter.
Pakar hukum mencatat bahwa perusahaan yang menuduh pesaing menjual mantan karyawan dan mengembangkan produk serupa serta melakukan pencurian rahasia dagang akan sulit dibuktikan di pengadilan.
Menurut Polk Wagner, seorang profesor hukum di University of Pennsylvania, untuk berhasil dalam gugatan, sebuah perusahaan harus menunjukkan bahwa pesaingnya memperoleh informasi yang berharga secara ekonomi bahwa perusahaan telah melakukan 'upaya yang wajar' untuk menjaganya sebagai rahasia.
Namun, menentukan apa yang memenuhi syarat sebagai upaya yang masuk akal bisa menjadi masalah yang rumit.
"Pengadilan cukup jelas bahwa Anda tidak bisa hanya mengatakan sesuatu adalah rahasia dagang. Di sisi lain, Anda tidak mengunci semuanya sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat menggunakan informasi tersebut," kata Wagner.
Pada hari Rabu, Meta memperkenalkan Utas yang berpotensi menjadi tantangan signifikan di awal bagi Twitter. Sejak miliarder Elon Musk mengakuisisi situs microblogging tahun lalu, Twitter telah menghadapi kritik dari banyak pengguna dan pelaporan, yang menyebabkan penurunan popularitasnya.
