3 Tahapan Penting Bikin Bangunan 'Zero Carbon'

Ilustrasi emisi karbon.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Schneider Electric menekankan tiga tahapan penting dalam mewujudkan bangunan zero carbon yang mencakup Strategize, Digitize, dan Decarbonize.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Para pemangku kepentingan global terus mendorong upaya pengurangan emisi karbon yang ditargetkan mencapai net-zero emission pada 2050.

Indonesia mencanangkan komitmen untuk dapat mencapai target net-zero emission pada 2060 dan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32 persen atau setara 912 juta ton karbondioksida (CO2) pada 2030, dari sebelumnya 29 persen.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Komitmen ini tentunya perlu didukung dengan upaya yang masif. Salah satunya dengan mendekarbonisasi bangunan karena bangunan menyumbang 37 persen dari emisi karbon global.

Menyuguhkan Menu Istimewa dalam Periode Terbatas

Menurut Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste, Roberto Rossi, saat ini, proyek bangunan baru mulai dirancang dan dibangun dengan konsep ramah lingkungan dengan memanfaatkan teknologi yang dapat menciptakan bangunan zero carbon.

Namun, hal yang juga harus menjadi fokus perhatian bersama adalah bagaimana mentransformasi bangunan lama agar lebih efisien dan rendah karbon.

Mengingat sekitar 50 persen bangunan yang ada saat ini masih akan digunakan pada 2050, di mana sebagian besar organisasi menargetkan untuk mencapai net-zero carbon.

"Nah, ketiga tahapan ini menjadi satu rangkaian yang tak terpisahkan untuk menghasilkan dampak yang maksimal untuk mendekarbonisasi operasional bangunan. Mulai dari hotel, ritel, rumah sakit, sampai perkantoran," kata Rossi, seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin, 7 Agustus 2023.

Teknologi digital.

Photo :
  • dynamicCIO.com

Strategize. Ini merupakan fondasi dasar dalam mendefinisikan kesuksesan dan menciptakan roadmap (peta jalan) menuju target emisi nol bersih. Terdapat beberapa langkah untuk memastikan kesuksesan dalam tahap tersebut.

Pertama, melakukan pengukuran baseline data emisi karbon di seluruh portofolio bangunan untuk mendapatkan analisa akurat dari mana kita harus memulai.

Kedua, mempelajari semua opsi solusi dekarbonisasi dan skema pembiayaan yang ada dan memodelkan dampaknya terhadap pertumbuhan bisnis dan proyeksi pencapaian dekarbonisasi.

Ketiga, membuat target dan KPI yang terukur dengan detil jadwal implementasi, diselaraskan dengan ScienceBased Targets (SBTi). Keempat, mengidentifikasi dan melibatkan pemangku kepentingan yang tepat dalam perencanaan strategis dan implementasi.

Kelima, komunikasi dan melibatkan seluruh ekosistem rantai nilai untuk mengambil aksi yang sama, mengingat seringkali kontribusi emisi karbon perusahaan dihasilkan secara tidak langsung.

Digitize. Perusahaan memerlukan visibilitas yang berkelanjutan atas konsumsi energi dan emisi karbon untuk memperkirakan dan memvalidasi dampak dari upaya pengurangan karbonnya, mengidentifikasi anomali kinerja dan memastikan perusahaan berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai tujuan dekarbonisasinya.

Teknologi digital seperti EcoStruxure Resource Advisor dapat membantu manajemen bangunan mengelola kompleksitas integrasi data dari berbagai sumber, lokasi dan pemangku kepentingan, memberikan analisa dan rekomendasi yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan, dan membuat sistem pelaporan terpusat untuk pengukuran data emisi karbon.

"Sistem pengukur PowerLogic dengan pemantauan jarak jauh melalui EcoStruxure Power Monitoring Expert memungkinkan manajemen bangunan mengetahui di mana harus mengambil tindakan, mengidentifikasi masalah kualitas daya, dan menganalisis konsumsi energi berdasarkan jenis beban terhadap energi," jelas Rossi.

Decarbonize. Kalau dua tahap sebelumnya digunakan untuk mempelajari dan mendapatkan wawasan yang dibutuhkan, pada tahap ketiga ini merupakan tindakan nyata yang diambil untuk mengurangi emisi karbon, mendorong efisiensi dan ketahanan sumber daya, dan meningkatkan keuntungan bisnis.

Mulai dari adopsi teknologi sistem manajemen gedung, serta peningkatan efisiensi di tingkat ruangan dengan penggunaan sensor dan perangkat berbasis IoT untuk memaksimalkan penghematan energi dan karbon serta memastikan kenyamanan penghuni.

Lalu, modernisasi infrastruktur bangunan seperti peralatan distribusi listrik yang sudah usang, dan mengoptimalkan desain kelistrikan berbasis software, hingga transisi ke sumber daya terbarukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya